TEMPO.CO, Jakarta - Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah kehamilan baik sementara maupun permanen. Keluarnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 yang mengatur penyediaan alat kontrasepsi bagi anak usia sekolah dan remaja menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
Kontrasepsi yang biasanya digunakan oleh pasangan yang sedang melakukan program Keluarga Berencana, kini bisa dgunakan oleh remaja, dengan catatan sudah menikah. Berikut beberapa jenis kontrasepsi non bedah untuk remaja yang yang dilansir dari berbagai sumber:
1. Kondom
Terdapat dua jenis kondom: kondom laki-laki dan kondom perempuan. Kondom laki-laki memiliki tingkat efektivitas hingga 99 persen, sementara kondom perempuan mencapai 98 persen. Selain mencegah kehamilan, kondom juga melindungi dari infeksi menular seksual.
2. Pil KB
Pil KB adalah metode kontrasepsi yang sangat umum digunakan. Pil ini diminum setiap hari dan bekerja dengan mencegah ovulasi serta mengentalkan lendir serviks, sehingga sperma sulit mencapai sel telur. Agar efektif, pil harus diminum pada waktu yang sama setiap hari.
3. Kontrasepsi Darurat atau Postpil
Kontrasepsi darurat berbentuk pil ini efektif mencegah kehamilan jika diminum dalam waktu kurang dari 5 hari atau 120 jam setelah berhubungan. Pil ini mengandung hormon progestin yang mencegah sperma membuahi sel telur.
4. Cincin Vagina
Dinukil dari Better Health, cincin vagina adalah jenis kontrasepsi hormonal yang bekerja dengan cara menghentikan ovarium melepaskan sel telur dan mengentalkan cairan di sekitar serviks. Cincin ini perlu waktu hingga 7 hari untuk mulai bekerja saat pertama kali digunakan. Cincin vagina tidak melindungi dari infeksi menular seksual, sehingga disarankan menggunakan kondom sebagai tambahan perlindungan.
5. Koyo Kontrasepsi
Plester kontrasepsi atau plester transdermal adalah plester kecil yang ditempelkan pada lengan, punggung, perut bagian bawah atau bagian tubuh lainnya.
Dilansir dari WebMD, plester ini mengirimkan hormon melalui kulit mirip dengan pil kontrasepsi atau cincin vagina. Jika digunakan sesuai petunjuk, alat kontrasepsi plester ini memiliki efektivitas 99 persen. Namun dalam praktiknya efektivitasnya bisa turun hingga sekitar 94 persen jika tidak digunakan dengan benar.
WINDA OKTAVIA | WEBMD | BETTERHEALTH
Pilihan editor: Rincian Pasal-pasal PP Kesehatan Tentang Sosialisasi Alat Kontrasepsi Bagi Remaja yang Sudah Menikah