TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah kesibukan sehari-hari, banyak orang tua yang tidak sempat menyiapkan bekal anak yang bergizi karena keterbatasan waktu atau tuntutan pekerjaan. Akibatnya, anak lebih sering mengonsumsi jajanan yang rendah gizi seperti makanan cepat saji dan camilan manis.
Pakar gizi Esti Nurwanti mengatakan ketidakteraturan dalam memberikan makanan bernutrisi bisa berdampak buruk terhadap status gizi anak. Karena itu, bekal bergizi dan menggugah selera berperan penting dalam mendukung tumbuh kembang anak.
"Ketika anak tidak mendapatkan asupan nutrisi penting seperti protein, serat, dan vitamin, pertumbuhan fisik serta perkembangan otaknya bisa terhambat. Selain itu, anak yang sering mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak jenuh juga berisiko mengalami kegemukan atau bahkan malnutrisi akibat kekurangan zat gizi esensial," kata lulusan Universitas Gajah Mada itu, Kamis, 22 Agustus 2024.
Lebih parah lagi, kebiasaan makan jajanan dengan pengawet dan pewarna buatan bisa meningkatkan risiko penyakit dalam jangka panjang, seperti diabetes tipe 2 dan gangguan metabolisme. Bagi orang tua yang sibuk, menyiapkan bekal sehat bisa menjadi tantangan tersendiri tapi ada solusi praktis yang dapat diterapkan, seperti menyiapkan bekal sejak malam hari atau memilih menu sederhana namun tetap bergizi. Misalnya, memasak telur, sayuran yang sudah dipotong, atau menggunakan makanan beku sehat yang bisa menghemat waktu tanpa mengorbankan kualitas nutrisi anak.
Perhatikan komposisi gizi seimbang
Untuk memastikan bekal anak tetap bergizi dan menggugah selera, penting untuk memperhatikan komposisi gizi seimbang yang mengandung karbohidrat kompleks, protein berkualitas, lemak sehat, serta cukup vitamin dan mineral. Karbohidrat dari nasi merah, roti gandum, atau kentang memberikan energi yang berkelanjutan. Sementara itu, protein dari telur, ayam, atau tahu membantu perkembangan otot dan otak.
"Jangan lupakan lemak sehat dari alpukat atau kacang-kacangan serta asupan vitamin dan mineral dari sayur dan buah segar. Agar anak tidak bosan, variasi dalam rasa dan tekstur juga perlu diperhatikan, yang dapat dilakukan dengan menggabungkan rasa manis alami dari buah-buahan, gurih dari protein, dan renyah dari sayur segar bisa membuat bekal lebih menarik," ungkapnya.
Contoh, brokoli rebus yang renyah dapat disandingkan dengan telur dadar mini yang lembut. Tampilan bekal yang menarik juga bisa meningkatkan selera makan anak. Penggunaan warna-warna alami dari sayur dan buah serta membentuk makanan menjadi karakter lucu dapat menjadi trik untuk membuat anak tertarik menyantap bekalnya.
Beberapa contoh menu bekal bergizi yang bisa menjadi inspirasi antara lain nasi gulung dengan ayam dan sayur, telur dadar mini dengan sayuran, serta potongan buah segar seperti stroberi dan anggur. Camilan sehat seperti potongan keju atau almond juga bisa ditambahkan untuk melengkapi asupan nutrisi.
Pilihan Editor: Bekal Anak yang Cocok untuk ke Sekolah, Apa Isinya?