TEMPO.CO, Jakarta - Batuk rejan termasuk golongan penyakit PD3I atau penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi sehingga dapat dicegah sejak awal dengan imunisasi dasar lengkap DPT yang diberikan tiga kali dan gratis tersedia di posyandu maupun puskesmas. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pun menggiatkan edukasi mengenai pencegahan batuk rejan atau pertusis, khususnya pada bayi dan anak, di musim pancaroba.
Ketua Pengurus Pusat IDAI, Piprim Basarah Yanuarso, menjelaskan batuk rejan umumnya dikenal sebagai batuk 100 hari yang sering membuat anak sulit menarik napas hingga mengeluarkan bunyi ketika batuk. Ia pun mengingatkan PD3I bukanlah penyakit yang nyaman untuk diobati, apalagi bagi penderita anak-anak, karena memang penyakit tersebut untuk dicegah sejak awal.
“Ini membuat anak-anak itu tampak sangat menderita dan masalahnya berlangsung lama, penderitaannya luar biasa, bisa sampai matanya berdarah. Kita bisa bayangkan anak batuk sampai matanya berdarah. Itu batuknya hebat banget,” ujar Piprim dalam Media Briefing secara daring, Jumat, 23 Agustus 2024.
“Jadi di sini juga perlunya kami minta bantuan pada teman-teman media untuk kembali menggiatkan edukasi tentang pentingnya imunisasi ini karena PD3I bukanlah penyakit yang nyaman untuk diobati. Memang untuk dicegah dan pencegahnya murah, sudah tersedia di puskesmas dan masuk ke dalam program rutin imunisasi,” tambahnya.
Selain imunisasi DPT, Piprim menjelaskan batuk rejan juga dapat dicegah dengan memperhatikan asupan makanan bergizi dan bernutrisi serta pola hidup yang sehat seperti rutin berolahraga sehingga imunitas dapat meningkat untuk menghadapi berbagai penyakit.
Baca juga:
Pilihan Editor: Tips Penderita PPOK Bersihkan Paru-paru secara Mandiri