Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Awas Bongkok Kingkong

image-gnews
TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Dada, bahu, dan lengan merupakan bagian tubuh favorit yang sering dilatih dalam latihan beban. Maklum, setizap orang pasti mengidamkan punya postur yang tegap, kencang, dan berotot. Tidak hanya pria, tapi wanita juga. Hany Diah Pangastuti, 35 tahun, misalnya, ingin bahunya tegap seperti Michelle Obama. Maka ia pun secara khusus membentuk otot di sekitar lengan dan bahu.

Tapi, karena terlalu semangat melatih otot dada, lengan, dan bahu, bukan bahu tegap dan lengan kencang yang didapat Hany, melainkan bahu yang bungkuk seperti bahu kingkong. Dokter spesialis kesehatan olahraga dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Michael Triangto, menyebutkan, bahu kingkong disebabkan oleh gerakan fitness yang tidak imbang atau fitness imbalance.

Karena otot dada, bahu, dan punggung dilatih berlebihan, maka otot di sekitar area itu menjadi lebih besar dan kuat. Otot yang lebih besar ini lama-kelamaan menggelembung keluar dari postur normal. “Keadaan inilah yang kemudian berujung pada postur bahu kingkong,” ujar Michael, Kamis lalu. Potensi ini semakin besar jika orang itu memiliki jenis bahu bulat seperti Hany.

Otot yang telanjur mengembang dan kuat ini otomatis akan membatasi gerak otot di bagian tubuh lainnya. Karena itu, Michael menambahkan, tidak mengherankan bila orang-orang yang memiliki postur bahu kingkong akan mengalami keterbatasan gerak. Michael mencontohkan, saat mengangkat tangan. Bagi orang yang memiliki postur bahu kingkong, gerakan mengangkat tangan memerlukan gerakan ekstra. “Saya jadi tidak bisa berenang, setiap digerakkan bahu saya sakit. Akibatnya, bukan mengambang, saya malah makin tenggelam,” ujar Hany, Rabu lalu.

Hany pun beberapa kali mendatangi dokter tulang dan ahli fitness di Jakarta. Hasilnya, Hany diharuskan berhenti melatih otot dada, bahu, dan lengan selama fitness. “Gerakan-gerakan yang dianjurkan adalah gerakan yang melatih otot-otot punggung bagian tengah,” ujar Dionisius Henry, Trainer Functional Exercise dan Therapy dari Akademi Fitness, Aerobik, dan Spa (AFAS), yang juga menangani kasus Hany.

Menurut Henry, di samping melatih otot punggung bagian tengah dan mengurangi latihan otot dada, orang yang sudah telanjur memiliki postur bahu kingkong dianjurkan untuk lebih lama melakukan peregangan. Mereka juga dianjurkan untuk menjalani terapi myofascial atau terapi pada otot yang sangat sakit saat digerakkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Senada dengan Henry, Michael menyarankan penghentian latihan yang lama dan mengubahnya ke pola latihan yang baru. Pola yang baru itu terdiri atas dua tahap. Pertama, menurut Michael, adalah melakukan peregangan di bagian otot dada. Dengan demikian, otot dada yang sempit pada orang berpostur bahu kingkong akan membuka.

Gerakan kedua yang bisa dilakukan adalah dengan berdiri tegak sambil memegang tongkat secara horizontal, dengan kedua tangan berjarak lebar. Kemudian tongkat tersebut didorong ke atas melewati kepala sekuat-kuatnya dalam beberapa hitungan. Ulangi sampai dua atau tiga set. “Setelah itu, baru tongkatnya didorong ke belakang sedikit,” kata Michael.

Gerakan ketiga adalah hang atau menggantung bebas pada palang selama beberapa detik. Saat melakukan gerakan ini, bahu tidak perlu diangkat melewati palang. “Biarkan tubuh jatuh ke bawah begitu saja,” kata Michael. Ia juga menganjurkan kepada pasiennya yang ingin mengubah postur untuk menjalani diet karbohidrat. Tujuannya agar otot yang sudah dibentuk kembali ke posisi semula, walau tidak sempurna.

“Latihan fitness itu bukan latihan yang bersifat permanen. Maka, kalau ada kesalahan, segera hentikan latihan, kemudian lakukan restart otot, dan pindah ke latihan lainnya,” ujar Michael.

CHETA NILAWATY

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

4 hari lalu

Ilustrasi wanita lari di atas tangga. Unsplash.com/EV
Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

11 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

13 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

13 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

20 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

21 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

21 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

22 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

22 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

23 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?