Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mitos dan Fakta Seputar Hipertensi

image-gnews
TEMPO/Yosep Arkian
TEMPO/Yosep Arkian
Iklan

TEMPO.CO,Jakarta-Dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan ginjal dan hipertensi Suhardjono menuturkan, penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi sangat penting. Sebab, menurunkan tekanan darah 2 mmHg saja cukup untuk menurunkan risiko kejadian serangan jantung sampai 10 persen.

Selain kontrol dan minum obat secara teratur, pasien hipertensi perlu memodifikasi gaya hidup. "Kurangi makan yang gurih-gurih karena itu mengandung banyak garam," kata Suhardjono. Bukan berarti makanan itu sama sekali tidak mengandung garam. Ketiadaan garam dalam tubuh pun bisa berbahaya karena tubuh membutuhkan elektrolit untuk mengirimkan pesan dari otak ke seluruh tubuh. Dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini memperkirakan asupan garam yang masih aman kira-kira tiga sendok teh dalam sehari.

Olahraga teratur, mengkonsumsi makanan sehat, menurunkan berat badan, serta menghindari faktor risiko, seperti mengkonsumsi alkohol dan merokok, juga bagian dari memodifikasi gaya hidup. Melakukan relaksasi, seperti meditasi, juga bisa dilakukan untuk mengendalikan tekanan darah. "Sebab, tekanan darah bisa melonjak saat seseorang berada dalam keadaan stres," kata Suhardjono.

Berikut ini adalah fakta dan mitos seputar hipertensi:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

1. Saya tahu kalau tekanan darah saya naik kalau tengkuk terasa pegal dan kepala pusing.

Fakta: Hipertensi tidak mempunyai gejala yang khas. Keluhan seperti itu bisa terjadi karena penyakit lainnya. Untuk tahu hal itu, tekanan darah harus diukur.
2. Kalau tidak ada keluhan, hipertensi tidak perlu diobati. Obat-obat (kimia) dari dokter akan merusak ginjal.

Fakta: Kalau tidak dikendalikan (diobati), hipertensi akan merusak organ sasaran (ginjal, jantung, otak, dan pembuluh darah).
3. Jika saya minum obat dan tekanan darah saya terkontrol baik, obat tersebut tidak perlu diminum lagi.

Fakta: Tekanan darah terkontrol disebabkan oleh obat. Jika dihentikan, tensi akan meningkat kembali. Hipertensi tidak dapat disembuhkan, hanya dapat dikendalikan.
4. Hipertensi pada orang tua adalah hal biasa, tidak perlu diobati.

Fakta: Hipertensi pada orang tua memberikan risiko kerusakan pada organ sasaran sehingga harus dikendalikan.

Berbagai sumber | AMIRULLAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

2 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

Peserta diet Mediterania biasanya konsumsi lebih banyak sayuran, buah, kacang, biji-bijian, minyak sehat, serta ikan dan makanan laut jumlah sedang.


Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

12 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.


5 Menu Lebaran Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Hipertensi

15 hari lalu

Resep gulai kambing ala India yang bisa menjadi alternatif menu idul adha
5 Menu Lebaran Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Hipertensi

Orang yang menderita hipertensi sangat disarankan menghindari 5 menu lebaran berikut ini.


5 Asupan Makanan yang Cocok Dikonsumsi Penderita Hipertensi

19 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
5 Asupan Makanan yang Cocok Dikonsumsi Penderita Hipertensi

Dengan memperhatikan asupan makanan sehari-hari, penderita hipertensi dapat mengurangi risiko komplikasi yang mungkin timbul akibat kondisi tersebut.


6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

37 hari lalu

Ilustrasi santan kelapa. shutterstock.com
6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

Penting untuk menyadari bahwa santan juga memiliki sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.


Tips Ginjal Sehat, Hindari Konsumsi Makanan Tinggi Garam

42 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Tips Ginjal Sehat, Hindari Konsumsi Makanan Tinggi Garam

Ada beberapa cara penting untuk mencegah penyakit ginjal sejak dini. Salah satu yang utama adalah dengan hindari konssumsi makanan tinggi natrium.


Gejala Penyakit Ginjal pada Orang Muda yang Perlu Diperhatikan

43 hari lalu

Ilustrasi ginjal. thestatesman.com
Gejala Penyakit Ginjal pada Orang Muda yang Perlu Diperhatikan

Sebagian besar orang dengan penyakit ginjal tidak merasakan gejala pada tahap awal dan baru menyadarinya setelah masuk tahap lanjut.


Inilah Tanda-tanda Awal Serangan Jantung

49 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Inilah Tanda-tanda Awal Serangan Jantung

Serangan jantung memiliki tanda-tanda awal. Apa saja?


Spesialis Jantung Ungkap Penyebab Petugas KPPS Meninggal, Belum Tentu Hipertensi

23 Februari 2024

Petugas KPPS menjalani perawatan di ruang rawat inap Puskesmas Telaga, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Kamis, 15 Februari 2024. KPU Kabupaten Gorontalo mencatat 18 petugas KPPPS harus menjalani perawatan akibat sakit dan kelelahan pada pelaksanaan Pemilu 2024. ANTARA/Adiwinata Solihin
Spesialis Jantung Ungkap Penyebab Petugas KPPS Meninggal, Belum Tentu Hipertensi

Penyebab ratusan petugas KPPS meninggal dunia setelah menjalankan tugasnya pada Pemilu 2024 belum tentu hipertensi. Berikut penjelasan pakar.


Pakar Bagi Saran Mencegah Penyakit Ginjal Kronis, Awali dari Cek Urine

23 Februari 2024

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Pakar Bagi Saran Mencegah Penyakit Ginjal Kronis, Awali dari Cek Urine

Pakar menyebut pemeriksaan fungsi ginjal dan urine adalah cara efektif mencegah penyakit ginjal kronis. Kapan harus dilakukan?