TEMPO.CO, Jakarta - Dunia memperingati Hari Rabies pada Kamis 28 September 2017. Penyakit yang disebabkan oleh virus rabies ini bisa menghilangkan nyawa.
Agar tak terlanjur , sebaiknya simak 3 cara penularan Rabies yang diadopsi dari data Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Pertama, penularan rabies kepada manusia maupun hewan lainnya melalui luka gigitan, jilatan pada kulit yang lecet, selaput lendir mulut, hidung, mata, anus dan genitalia.
Kedua, penularan dari orang ke orang (langsung) mungkin dapat terjadi melaui saliva atau air liur penderita rabies. Dan Ketiga, bisa melalui transplantasi kornea mata.??
Baca juga: Rabies Masih Menghantui, Jangan Lupa Vaksin Hewan Kesayangan
Disebutkan juga 4 gejala klinis yang patut diwaspadai. Yaitu, pertama stadium prodomal, tidak khas, seperti infeksi virus lainnya, seperti demam, sakit kepala, anoreksia, mual, dan sebbagainya.
Kedua, stadium sensoris, biasanya nyeri tekan di daerah luka gigitan, kesemutan, kebas, panas, gugup, gelisah, keringat berlebih, air liur berlebih, keluar air mata berlebih.
Ketiga, stadium eksitasi: penderita gelisah, kaget-kaget, setiap ada rangsangan dari luar kejang-kejang, sehingga terjadi takut air, takut angin, takut cahaya.
Dan, keempat adalah stadium paralitik: ini terjadi ketika ketiga stadium sudah dialui. Gejalanya kelumpuhan dari bawah ke atas yang sangat cepat. ??
Sayangnya, tahapan stadium itu sulit dibedakan karena durasi sakitnya sangat singkat
Direktur P2PTVZ-Ditjen P2P Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Drg Vensya Sitohang, M.Epid, dalam jumpa persnya beberapa waktu lalu juga menyebutkan bahwa Rabies ini penyakit mematikan tapi bisa dicegah, salah satunya dengan mengenali cara penularan dan gejala klinisnya.