TEMPO.CO, Jakarta - Hari Kesehatan Mental Sedunia jatuh pada 10 Oktober 2019. Ini ditujukan sebagai bentuk kepedulian pada masalah mental yang masih sering dihiraukan. Anda sendiri bagaimana? Sudah peduli pada kejiwaan diri dan orang lain?
Tak sedikit orang yang takut untuk mengunjungi psikiater agar mendapatkan pengecekan. Umumnya, ini disebabkan oleh pandangan psikiater yang hanya menangani kasus serius.
Baca Juga:
“Asumsi masyarakat psikiater itu tempatnya orang gila, depresi akut, dan sebagainya. Padahal tidak demikian,” kata spesialis kesehatan jiwa Heriani dalam acara “Prevent Suicide by Loving Yourself” di Jakarta pada 9 Oktober 2019.
Heriani mengatakan bahwa setiap orang sangat mungkin mengunjungi psikiater. Terlebih dengan tanda-tanda gangguan kejiwaan yang sederhana seperti stres, halusinasi, kesulitan untuk berpikir, dan menenangkan diri hingga tidak bisa tidur atau makan.
Ilustrasi remaja sedang konsultasi. shutterstock.com
“Ini menandakan bahwa kerja tubuh tidak seperti biasa. Berkunjung ke psikiater disarankan,” katanya.
Bagi yang masih merasa takut untuk pergi, Heriani pun menyarankan untuk introspeksi sambil menyakinkan bahwa tubuh memang membutuhkan bantuan.
“Kalau dirasa mengganggu dan kejadiannya berkali-kali, itu sudah tanda dan wajib ditangani. Coba pikirkan baik-baik,” katanya.
Jika merasa takut untuk pergi sendiri, mengajak orang terdekat seperti pasangan, orang tua, atau sahabat pun bisa dilakukan. Heriani mengatakan bahwa hal ini justru bisa mendorong agar pasien lebih kuat dalam mendapatkan pengobatan. “Datang berdua juga tidak apa-apa. Malah tanggungan bebannya ada yang membantu,” katanya.