Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gejala dan Faktor Risiko Pradiabetes yang Perlu Anda Ketahui

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pradiabetes merupakan tingginya kadar gula darah (tidak normal), namun tidak cukup tinggi untuk mencapai kondisi diabetes tipe 2. Saat mengalami pradiabetes, seseorang lebih rentan menuju kondisi diabetes tipe 2, maka itu penting mengenali gejala dan faktor risiko pradiabetes berikut ini.

Dilansir dari mayoclinic.org, pradiabetes biasanya tidak memiliki tanda atau gejala apa pun. Namun, salah satu kemungkinan tanda pradiabetes yaitu menggelapnya kulit di area tubuh tertentu (mencakup leher, ketiak, siku, lutut, dan buku-buku jari).

Bagaimana dengan faktor risiko pradiabetes?

Melansir dari webmd.com, seseorang lebih rentan terkena pradiabetes apabila berusia di atas 45 tahun, banyak makan daging merah dan olahannya, minum minuman manis, jarang makan buah, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Selain itu mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, memiliki kolesterol tinggi, trigliserida tinggi, kolesterol HDL rendah, dan kolesterol LDL tinggi, jarang berolahraga, memiliki diabetes gestasional atau melahirkan bayi dengan berat lebih dari 9 pon, memiliki sindrom ovarium polikistik, dan memiliki masalah tidur (seperti sleep apnea).

Bagaimana mendiagnosa pradiabetes?

Dilansir dari medlineplus.gov, pradiabetes dapat didiagnosa dengan beberapa cara berikut ini:

1. Melakukan tes glukosa plasma puasa (FPG), yang mengukur gula darah pada satu titik waktu. Sebelum dilakukan tes, pasien diwajibkan berpuasa (tidak makan atau minum) minimal selama 8 jam.

Nantinya hasil tes diberikan dalam mg/dL (miligram per desiliter), meliputi: Level normal adalah 99 atau lebih rendah, kondisi pradiabetes ialah 100 hingga 125, dan kondisi diabetes tipe 2 sebesar 126 ke atas.

2. Melakukan tes A1C yang mengukur gula darah rata-rata selama 3 bulan terakhir. Hasil tes A1C diberikan sebagai persentase, semakin tinggi persentasenya, semakin tinggi kadar gula darah. Hasilnya, tingkat normal berada di bawah 5,7 persen, pradiabetes antara 5,7 hingga 6,4 persen, dan diabetes tipe 2 di atas 6,5 persen.

DELFI ANA HARAHAP 

Baca juga: Diagnosa Prediabetes, Tak Mengubah Perilaku Pengidap

 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

1 hari lalu

Ilustrasi perempuan olahraga di gym. Foto: Freepik.com/Jcomp
Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.


Pentingnya Menjaga Kelembapan Kulit, Ini Tips Menggunakan Moisturizer

4 hari lalu

Ilustrasi wanita memakai moisturizer. Freepik.com
Pentingnya Menjaga Kelembapan Kulit, Ini Tips Menggunakan Moisturizer

Berikut tips yang perlu diperhatikan agar tidak salah dalam memilih produk moisturizer.


Jaga Kesehatan Kulit dengan Konsumsi Buah-buahan Ini

5 hari lalu

Ilustrasi memakan buah-buahan. Shutterstock.com
Jaga Kesehatan Kulit dengan Konsumsi Buah-buahan Ini

Kandungan berbagai vitamin dan mineral dalam buah-buahan ini dapat membantu kulit menjadi sehat, cerah, dan terawat.


Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

5 hari lalu

Ilustrasi wanita lari di atas tangga. Unsplash.com/EV
Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot


Saran buat Jemaah Haji dengan Diabetes dari Pakar Diet

6 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Saran buat Jemaah Haji dengan Diabetes dari Pakar Diet

Jemaah haji dengan diabetes diminta mengatur pola makan agar kadar gula darah stabil selama beribadah di Tanah Suci.


Cara Aman dan Efektif Mencukur Bulu Ketiak

6 hari lalu

Perawatan menghilangkan bulu ketiak ZAP. Istimewa/ZAP
Cara Aman dan Efektif Mencukur Bulu Ketiak

Teknik yang tepat dalam mencukur bulu ketiak dapat membuat perbedaan besar dalam kenyamanan dan hasil akhirnya.


Saran Dokter untuk Jaga Kesehatan Kulit saat Cuaca Panas

11 hari lalu

Ilustrasi wanita membersihkan wajah. Freepik.com/Gpointstudio
Saran Dokter untuk Jaga Kesehatan Kulit saat Cuaca Panas

Berikut saran spesialis kulit untuk menjaga kesehatan kulit di tengah cuaca panas seperti belakangan ini.


Saran Pakar dalam Memilih Skincare yang Aman

11 hari lalu

Ilustrasi wanita merawat kulit. Freepik.com/Senivpetro
Saran Pakar dalam Memilih Skincare yang Aman

Pakar membagi tips cara memilih obat perawatan kulit atau skincare yang mengandung bahan yang aman digunakan bagi kulit.


Jangan Sembarang Pakai Skincare Etiket Biru, BPOM Sebut Alasannya

11 hari lalu

Ilustrasi produk perawatan kulit. Freepik.com
Jangan Sembarang Pakai Skincare Etiket Biru, BPOM Sebut Alasannya

Masyarakat diminta untuk tertib dalam menggunakan skincare sesuai peruntukannya, terutama yang beretiket biru, cek sebabnya.


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

12 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.