Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sindrom Imposter Menganggap Diri Tak Pantas Meraih Prestasi

image-gnews
Ilustrasi depresi. Shutterstock
Ilustrasi depresi. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika seseorang merasa tak pantas meraih kesuksesan sampai menganggap dirinya seorang penipu, karena tidak berhak mengakui segala prestasi dan keberhasilan berkemungkinan gejala sindrom imposter. Orang yang mengalami sindrom imposter juga sering diliputi keraguan diri.

Sindrom ini bisa dialami siapa saja, bahkan orang terkenal, berbakat, dan sukses. Mengutip Verywell Health, sindrom imposter merupakan pola psikologis ketika seseorang percaya pencapaian yang diraih sendiri muncul sebagai hasil dari keberuntungan atau memanipulasi kesan orang lain, bukan melalui kerja keras atau kemampuannya.

Apa itu sindrom imposter?

Merujuk WebMD, pada 1978, psikolog Suzanne Imes dan Pauline Rose Clance pertama kali menggambarkan sindrom imposter terhadap wanita profesional berprestasi tinggi. Studi mereka terhadap 150 orang, wanita dengan sindrom ini terlepas dari bukti keberhasilan yang mereka raih, tidak memiliki pengakuan internal atas pencapaian.

Fenomena ini berpengaruh besar terhadap keputusan dan tindakan. Laporan penelitian lainnya juba menemukan bukti kecemasan dan depresi di samping sindrom ini. Belakangan para ahli telah menemukan sindorm imposter umum dialami pria dan wanita di banyak bidang pekerjaan.

Gejala sindrom imposter

Sindrom imposter sering dikaitkan dengan gangguan kecemasan umum dan gangguan kecemasan sosial. “Secara klinis, saya tak melihat banyak orang dengan sindrom penipu yang tidak memiliki kecemasan,” kata Audrey Ervin, psikolog di Delaware Valley University.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengutip Psycom, keraguan diri mencirikan pengalaman masa lalu, saat ini, dan mendatang. Kemudian mengalami ketakutan secara terus-menerus akan ditemukan sebagai penipu, terlepas dari keberhasilan objektif.

Saat mencapai kesuksesan cenderung menghubungkannya dengan keberuntungan atau menggambarkan itu sebagai kebetulan. Mungkin pula merasa lega atau bahkan tertekan menggant kebahagiaan dan kebanggaan. Sindrom imposter muncul dengan berbagai campuran perasaan, pikiran, dan gejala lainnya, yaitu:

  • Takut akan ketahuan sebagai penipu.
  • Mempercayai pujian. Tapi menganggap pujian karena orang bersikap baik, bukan karena bersumber dari prestasi
  • Merasa tidak layak untuk sukses
  • Merasa pencapaian sebagai keberuntungan, bukan prestasi yang diraih
  • Merasa cemas atau depresi
  • Merasa kurang terlatih.

Baca: Penyebab Sindrom Imposter dan Cara Mengatasinya

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Jenis Penipuan yang Sering Dialami Turis di Piramida Mesir Menurut Travel Vlogger

12 jam lalu

Para wisatawan mengunjungi objek wisata Piramida Giza di Giza, Mesir, Senin, 26 April 2021. Xinhua/Sui Xiankai
4 Jenis Penipuan yang Sering Dialami Turis di Piramida Mesir Menurut Travel Vlogger

Penipuan sering terjadi pada pelancong solo tanpa pemandu di Piramida Mesir, vlogger ini membagikan beberapa trik yang harus diwaspadai.


Penipu Jessica Iskandar Diduga Punya Relasi Bisnis di Sejumlah Negara

6 hari lalu

Tersangka kasus penipuan dan penggelapan uang senilai hampir Rp 10 miliar artis Jessica Iskandar, Christoper Steffanus Budianto, saat tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa malam 21 November 2023.  Polisi menjemput Christoper yang sebelumnya ditangkap di Bangkok, Thailand. ANTARA/Azmi
Penipu Jessica Iskandar Diduga Punya Relasi Bisnis di Sejumlah Negara

Tersangka penipu Jessica Iskandar itu tinggal sendirian di sebuah kondominium di Bangkok dan punya usaha sewa kendaraan.


Mengenali Kekerasan Emosional dan Dampaknya

7 hari lalu

Ilustrasi marah (pixabay.com)
Mengenali Kekerasan Emosional dan Dampaknya

Kekerasan emosional atau emotional abuse perilaku kekerasan nonfisik yang bertujuan menyakiti atau membuat orang lain tak nyaman


9 Tanda Depresi yang Kadang Tak Disadari, Termasuk Emosi Negatif

9 hari lalu

Ilustrasi depresi. Shutterstock
9 Tanda Depresi yang Kadang Tak Disadari, Termasuk Emosi Negatif

Berikut beberapa ciri seseorang mengalami depresi yang kadang tidak disadari. Termasuk Kehilangan minat pada aktivitas favorit dan emosi negatif.


Cemas dengan Turbulensi saat Naik Pesawat Lakukan 4 Hal Ini

10 hari lalu

Ilustrasi wanita bepergian dengan pesawat terbang. Freepik.com/Jcomp
Cemas dengan Turbulensi saat Naik Pesawat Lakukan 4 Hal Ini

Jika turbulensi menimbulkan kecemasan, ada beberapa lagkah yang dapat dilakukan untuk menghilangkan kekhawatiran.


5 Hal Mudah untuk Bantu Redakan Gejala Menopause

16 hari lalu

Ilustrasi wanita paruh baya olahraga. Freepik.com/Karlyukav
5 Hal Mudah untuk Bantu Redakan Gejala Menopause

Menurut pakar, menambahkan kebiasaan sederhana pada rutinitas harian bisa membantu mengelola gejala menopause. Berikut lima hal yang bisa dilakukan.


Kebiasaan Gunakan Ponsel yang Jadi Gejala Kecemasan

18 hari lalu

Ilustrasi perempuan menggunakan ponsel. shutterstock.com
Kebiasaan Gunakan Ponsel yang Jadi Gejala Kecemasan

Awas, kebiasaan bermain ponsel juga bisa menyebabkan gangguan mental seperti kecemasan. Berikut beberapa tandanya.


Penembakan Massal di Maine, Pakar Bagi Tips Atasi Trauma

32 hari lalu

Seorang pria bersenjata yang diidentifikasi sebagai tersangka penembakan massal di Lewiston, Maine, 25 Oktober 2025. Androscoggin County Sheriff's Office/Handout via REUTERS.
Penembakan Massal di Maine, Pakar Bagi Tips Atasi Trauma

Pakar mengatakan penting untuk menjaga kesehatan mental setelah mengalami peristiwa tragis seperti penembakan massal. Berikut rekomendasinya.


Hipokondria: Kecemasan Berlebihan terhadap Penyakit

33 hari lalu

ilustrasi stres (pixabay.com)
Hipokondria: Kecemasan Berlebihan terhadap Penyakit

Hipokondria kondisi gangguan kecemasan yang membuat orang yang mengalaminya terus menganggap diri menderita penyakit parah


Pengasuhan Anak yang Baik Tanda Ibu yang Bahagia

38 hari lalu

Ilustrasi ibu memeluk anak. Foto: Freepik.com/pch.vector
Pengasuhan Anak yang Baik Tanda Ibu yang Bahagia

Ibu yang bahagia lebih mampu memberikan pengasuhan yang baik bagi anak sehingga anak pun akan lebih bahagia.