Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ketahui Gejala dan Penyebab Depresi

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi depresi. Shutterstock
Ilustrasi depresi. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Depresi diklasifikasikan sebagai gangguan mood.  Misalnya ada perasaan sedih, kehilangan, atau kemarahan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Data yang dikutip dari Healthline menyebutkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit memperkirakan bahwa 18,5% orang dewasa memiliki gejala depresi dalam periode 2 minggu tertentu pada tahun 2019.

Berbeda dari kesedihan, depresi biasanya melibatkan kebencian pada diri sendiri sedangkan kesedihan biasanya tidak.

Setiap orang mengalami depresi dengan cara yang berbeda. Ini dapat mengganggu pekerjaan sehari-hari yang mengakibatkan hilangnya waktu dan produktivitas yang lebih rendah. Selain itu juga dapat beberapa kondisi kesehatan kronis. Kondisi yang bisa bertambah buruk karena depresi meliputi yaitu radang sendi dan kegemukan.

Healthline merangkum ciri-ciri orang yang mengalami depresi, yaitu:

  1. Sering merasa sedih atau cemas
  2. Merasa putus asa, tidak berharga, dan pesimis
  3. Banyak menangis
  4. Mudah kesal atau marah
  5. Kesulitan berkonsentrasi, mengingat atau membuat keputusan
  6. Kesulitan tidur, bangun pagi, atau tidur berlebihan
  7. Kurang nafsu makan atau perubahan berat badan
  8. Pikiran tentang kematian, bunuh diri, melukai diri sendiri, atau upaya bunuh diri

Gejala

Gejala depresi  juga bisa dialami berbeda antara pria, wanita, remaja dan anak-anak.

Melansir Medicalnewstoday, orang deewasa mungkin mengalami gejala yang berkaitan dengan:

  1. Suasana hati seperti kemarahan, agresivitas, lekas marah, kecemasan, atau kegelisahan
  2. Emosional seperti merasa kosong, sedih, atau putus asa3
  3. Kehilangan minat, tidak lagi menemukan kesenangan dalam kegiatan favorit, merasa mudah lelah, pikiran untuk bunuh diri, minum berlebihan, menggunakan narkoba, atau terlibat dalam kegiatan berisiko tinggi
  4. Berkurangnya hasrat seksual atau kurangnya kinerja seksual
  5. Ketidakmampuan berkonsentrasi, kesulitan menyelesaikan tugas, atau respons yang tertunda selama percakapan
  6. Insomnia, tidur gelisah, kantuk berlebihan, atau tidak tidur sepanjang malam
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sedangkan gejala depresi pada anak-anak dapat mempengaruhi:

  1. Suasana hati seperti lekas marah, perubahan suasana hati yang cepat, mudah menangis 
  2. Emosional seperti perasaan tidak kompeten atau putus asa, menangis, bahkan merasa ada kesedihan yang mendalam
  3. Perilaku. Seperti mendapat masalah di sekolah atau menolak pergi ke sekolah, menghindari teman atau saudara kandung, pikiran tentang kematian atau bunuh diri, atau menyakiti diri sendiri
  4. Kemampuan kognitif. Seperti kesulitan berkonsentrasi, penurunan kinerja sekolah, atau perubahan nilai
  5. Pola tidur. Seperti sulit tidur atau terlalu banyak tidur
  6. Kesejahteraan fisik. Seperti kehilangan energi, masalah pencernaan, perubahan nafsu makan, atau penurunan atau penambahan berat badan

Penyebab

Ada banyak kemungkinan penyebab yang memicu gejala depresi. Menurut Msdmanuals.com faktor-faktor yang bisa jadi pemicu yaitu:

  1. Genetik
  2. Perubahan tingkat neurotransmiter otak
  3. Faktor lingkungan seperti paparan trauma atau kurangnya dukungan sosial
  4. Kondisi tambahan seperti gangguan bipolar
  5. Interaksi antara berbagai faktor dapat meningkatkan risiko depresi. Misalnya, seseorang dengan riwayat keluarga atau risiko genetic

Ada beberapa tambahan dari WebMD yaitu:

  1. Obat-obatan tertentu. Beberapa obat, seperti isotretinoin (digunakan untuk mengobati jerawat), obat antivirus interferon-alpha, dan kortikosteroid, dapat meningkatkan risiko depresi.
  2. Depresi pada seseorang yang memiliki kerentanan biologis dapat diakibatkan oleh konflik pribadi atau perselisihan dengan anggota keluarga atau teman.
  3. Jenis kelamin. Wanita sekitar dua kali lebih mungkin dibandingkan pria untuk menjadi depresi.
  4. Penyalahgunaan zat. Hampir 30% orang dengan masalah penyalahgunaan zat juga mengalami depresi berat atau klinis. 

NOVITA ANDRIAN
Baca juga : Pura-pura Tersenyum, Apa Itu Smiling Depression

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Psikiater Ungkap Perlunya Perubahan Narasi Seputar Bunuh Diri untuk Pencegahan

3 hari lalu

Ilustrasi pencegahan atau stop bunuh diri. Shutterstock
Psikiater Ungkap Perlunya Perubahan Narasi Seputar Bunuh Diri untuk Pencegahan

Narasi seputar bunuh diri perlu diubah untuk memahami dan mencarikan solusi bagi yang berniat bunuh diri, kata psikiater.


Psikolog Sebut Gangguan Mental di Jakarta Dipicu Biaya Hidup dan Trauma

10 hari lalu

Ilustrasi pasangan merencanakan keuangan. Freepik.com/tirachardz
Psikolog Sebut Gangguan Mental di Jakarta Dipicu Biaya Hidup dan Trauma

Banyak masalah yang jadi penyebab gangguan mental paling banyak dialami di Jakarta, seperti kemacetan, biaya hidup, dan trauma pengasuhan.


PHK Semakin Masif, Ini Bahayanya Jika Pengangguran Semakin Meningkat

13 hari lalu

Ilustrasi PHK. Shutterstock
PHK Semakin Masif, Ini Bahayanya Jika Pengangguran Semakin Meningkat

Pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di Indonesia membuat pengangguran semakin meningkat. Jika dibiarkan, ini bahayanya.


Makin Marak Pinjol Ilegal, Pakar Manajemen UGM Desak OJK Perketat Pengawasan

17 hari lalu

Pesan penawaran pinjaman online yang ada di gawai saat rilis kasus di kantor Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, 15 Oktober 2021. ANTARA/Sigid Kurniawan
Makin Marak Pinjol Ilegal, Pakar Manajemen UGM Desak OJK Perketat Pengawasan

Pinjol ilegal kian marak. Sepanjang 2023, lebih dari 1.600 pinjol ilegal yang dihentikan oleh Satgas PASTI dan OJK. Ini respons pakar manajemen UGM.


Tips Kurangi Risiko Depresi di Masa Tua dengan Makan Buah

19 hari lalu

Ilustrasi makan buah-buahan. Shutterstock
Tips Kurangi Risiko Depresi di Masa Tua dengan Makan Buah

Studi peneliti Singapura temukan makan buah-buahan dapat mengurangi depresi di masa tua.


Main Game, Cara Lepas Stres yang Ampuh Ala Denny Sumargo

24 hari lalu

Denny Sumargo pada peluncuran TCL X955 Max dengan ukuran 115 inci 20 Agustus 2024 di Jakarta/Tempo-Mitra Tarigan
Main Game, Cara Lepas Stres yang Ampuh Ala Denny Sumargo

Aktor Denny Sumargo mengatakan salah satu cara melepas stres yang dia lakukan adalah dengan main game.


7 Dampak Buruk KDRT terhadap Kesehatan Mental

25 hari lalu

Ilustrasi KDRT/kekerasan domestik. Shutterstock
7 Dampak Buruk KDRT terhadap Kesehatan Mental

Masyarakat harus lebih sadar akan dampak jangka panjang dari KDRT dan berperan aktif dalam mendukung pemulihan korban serta mencegah terulangnya kekerasan di masa depan.


Perfeksionis Ingin Segala Sesuatu Berjalan Sempurna, Berikut Dampak Negatifnya

26 hari lalu

Ilustrasi bos sedang berkomunikasi dengan anggota timnya di tempat kerja. Foto: Unsplash.com/Amy Hirschi
Perfeksionis Ingin Segala Sesuatu Berjalan Sempurna, Berikut Dampak Negatifnya

Meskipun dapat memotivasi, sikap perfeksionis yang tidak terkendali juga berdampak buruk terhadap kesehatan psikologis dan hubungan sosial.


Peneliti Sebut Musik Klasik Bantu Perbaiki Suasana Hati dan Atasi Depresi

33 hari lalu

Ilustrasi perempuan mendengarkan musik. Pixabay.com/sweetlouise
Peneliti Sebut Musik Klasik Bantu Perbaiki Suasana Hati dan Atasi Depresi

Peneliti menyebut efek neurologis musik klasik mampu memperbaiki suasana hati seseorang walaupun mereka tak kenal lagunya.


Kurangi Risiko Depresi di Usia Tua dengan Perbanyak Makan Buah

33 hari lalu

Ilustrasi wanita makan buah apel. Foto: Freepik.com/lifestylememory
Kurangi Risiko Depresi di Usia Tua dengan Perbanyak Makan Buah

Orang berusia paruh baya yang makan buah lebih banyak diklaim memiliki kadar depresi lebih rendah di usia tua, kata penelitian.