Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakar Sebut Calon Dokter Perlu Pendidikan soal Obat Herbal

Reporter

image-gnews
Ilustrasi obat herbal/alami, kayu manis, madu, cengkeh. REUTERS/Susan Lutz
Ilustrasi obat herbal/alami, kayu manis, madu, cengkeh. REUTERS/Susan Lutz
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania mengusulkan para calon dokter mendapat pendidikan tentang obat herbal saat di bangku kuliah agar obat herbal hasil uji klinis bisa dipakai seluas-luasnya. Sebagai peneliti, ia menyayangkan banyak dokter atau calon dokter tidak mendapatkan pendidikan yang cukup di bangku kuliah atau pendidikan setelah lulus mengenai obat herbal.

“Bagaimana agar obat herbal yang sudah diuji klinis bisa dipakai dokter secara seluas-luasnya, misalnya dengan memberikan pendidikan yang sifatnya wajib kepada calon dokter maupun dokter tentang herbal,” kata Tania yang sempat menyampaikan usulan ini dalam rapat percepatan fitofarmaka bersama Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu. “Juga misalnya kami memberikan saran bagaimana panduan praktik klinis di fasilitas pelayanan kesehatan primer untuk lebih mengakomodir pemakaian obat-obat herbal secara formal.” 

Pembahasan mengenai herbal dan uji klinisnya di Indonesia salah satunya mengemuka seiring pandemi COVID-19 yang memunculkan harapan herbal dapat digunakan sebagai obat terapi komplementer atau melengkapi pengobatan standar untuk penyakit akibat infeksi virus corona itu. Tania mengatakan hasil uji klinis tahap pertama yang sudah dilakukan belum terlalu meyakinkan. Walau begitu, setidaknya keamanan sudah bisa dipastikan. 

Menurutnya, herbal sangat aman dan minimal efek samping atau bahkan tidak ada efek sampingnya. Hanya saja, untuk efektivitasnya masih memerlukan konfirmasi. Pada uji klinis tahap awal, peneliti baru bisa memastikan herbal memiliki sifat sebagai antiperadangan karena hasil uji melibatkan puluhan pasien memperlihatkan penurunan inflamasi. Namun, ini masih memerlukan penelitian lanjutan dengan subjek pasien yang lebih banyak lagi. Khasiat obat betul-betul bisa dikonfirmasi apabila diujikan pada ratusan hingga ribuan pasien.

Uji klinis lebih rumit
Mengenai tahapan uji klinis herbal sebenarnya jauh lebih rumit dan lebih panjang daripada penelitian obat konvensional. Tania mengatakan pada pengajuan obat konvensional atau kimia hanya terdiri dari satu zat kimia aktif saja. Sedangkan pada herbal melibatkan sejumlah hal seperti metabolit primer, misalnya karbohidrat, protein, dan lainnya, kemudian metabolit primer yang sifatnya mikro, misalnya vitamin, mineral. Lalu, ada juga zat aktif yang bisa terdiri dari ratusan hingga ribuan jenis dan zat inaktif.

Karena itu, upaya pembuktian, terutama khasiat herbal, relatif lama mengingat peneliti harus menapis-napis sekian banyak tahapan atau pertanyaan penelitian yang harus dijawab sehingga akhirnya bisa mengkonfirmasi khasiat tertentu dari suatu herbal. Penelitian dimulai dari pendahuluan, seperti penelitian fitokomia, in-vitro, praklinis pada hewan coba, penelitian klinis, hingga uji klinis yang metodenya paling tinggi bisa memakan waktu puluhan hingga ratusan tahun. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara untuk uji klinis yang berada paling hilir dari suatu penelitian tidak cukup hanya satu kali dilakukan sehingga dengan beberapa kali uji klinis bisa memakan waktu 5-10 tahun. Sementara jumlah uji klinis di Indonesia tergolong rendah dibanding negara lain di Asia Tenggara, yang akhirnya akan berdampak pada sedikitnya ditemukan obat di Indonesia. Ini salah satunya karena terhambat regulasi.

"Karena kalau regulasi di luar negeri, misalnya Thailand, Malaysia, itu lebih sederhana, jadi mungkin nanti Indonesia berproses ke arah sana supaya bisa mengejar ketinggalannya,” jelasnya.

Ia mencatat banyak persyaratan yang disamakan antara herbal dengan obat konvensional. Padahal, karena karakteristik herbal berbeda dengan obat konvensional seharusnya regulasi dibedakan. Walau begitu, Badan POM sedang mengkaji regulasi yang tepat atau sesuai sehingga bisa lebih memudahkan pelaksanaan uji klinis obat herbal.

Pilihan Editor: Minim Risiko, Begini Cara Menghilangkan Jerawat dengan Obat Herbal

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Studi Herbal dan Kembangkan Produk Superfood, UGM Jalin Kerja sama dengan Sido Muncul

1 hari lalu

Direktur utama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat, melakukan kunjungan ke kampus UGM, Selasa, 3 September 2024. Dok UGM
Studi Herbal dan Kembangkan Produk Superfood, UGM Jalin Kerja sama dengan Sido Muncul

UGM berkolaborasi dengan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk dalam studi herbal dan pengembangan produk superfood.


Paus Fransiskus Antarkan Pasokan Medis ke Hutan Terpencil Papua Nugini

1 hari lalu

Para siswa berpose dengan biola di Sekolah Humaniora Holy Trinity selama kunjungan Paus Fransiskus, di Baro, dekat Vanimo, Papua Nugini, 8 September 2024. REUTERS/Guglielmo Mangiapane
Paus Fransiskus Antarkan Pasokan Medis ke Hutan Terpencil Papua Nugini

Paus Fransiskus terbang jauh ke dalam hutan Papua Nugini mengunjungi umat Katolik yang tinggal di salah satu daerah paling terpencil di dunia.


Jurusan Farmasi: Obat, Apotek, dan Pengaruhnya di Kehidupan Kampus

4 hari lalu

Apoteker memeriksa paket ramuan obat tradisional Tiongkok. Dok. Tempo
Jurusan Farmasi: Obat, Apotek, dan Pengaruhnya di Kehidupan Kampus

Mahasiswa jurusan farmasi di kampus ternyata bukan cuma belajar obat dan jadi apoteker. Tapi bisa membuka berbagai peluang karier yang tak terduga.


Madu Hutan Hingga Temulawak Bantu Dukung Sistem Kekebalan Tubuh Wanita Lawan Risiko Kanker

4 hari lalu

Ilustrasi temulawak. Freepik
Madu Hutan Hingga Temulawak Bantu Dukung Sistem Kekebalan Tubuh Wanita Lawan Risiko Kanker

Bahan herbal seperti madu hutan, temu putih, meniran, dan temulawak dapat mendukung sistem kekebalan tubuh wanita dengan melawan risiko kanker.


RUU Paten Dibahas di DPR, Koalisi Khawatirkan Masa Monopoli atas Obat

7 hari lalu

Suasana rapat keputusan pembahasan RUU Pilkada dengan Badan Legislasi DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2024. Badan Legislasi DPR RI mengesahkan Revisi Undang-Undang (RUU) Pilkada dibawa ke rapat Paripurna untuk disahkan menjadi UU. Sebanyak delapan Fraksi DPR RI menyetujui RUU Pilkada dan hanya Fraksi PDI Perjuangan yang tak sependapat RUU tersebut dibawa ke Paripurna. TEMPO/M Taufan Rengganis
RUU Paten Dibahas di DPR, Koalisi Khawatirkan Masa Monopoli atas Obat

Indonesia AIDS Coalition (IAC) menyebut aturan yang akan memperpanjang masa monopoli adalah pada perubahan pada Pasal 4 huruf f RUU Paten.


Benarkah Obat Generik Tak Semanjur Obat Paten? Simak Penjelasan Berikut

16 hari lalu

Ilustrasi pembuatan obat di pabrik. Shutterstock
Benarkah Obat Generik Tak Semanjur Obat Paten? Simak Penjelasan Berikut

Apoteker menjelaskan tidak ada perbedaan yang berarti antara obat paten dan obat generik. Bahkan, keduanya memiliki kualitas yang setara.


Menlu Retno Marsudi Temui Wang Yi di Beijing, Bahas Pengembangan Vaksin Hingga Herbal

19 hari lalu

Menlu Retno Marsudi Temui Wang Yi di Beijing, Bahas Pengembangan Vaksin Hingga Herbal

Menlu Retno Marsudi akan bertemu dengan Menlu Cina Wang Yi dalam pertemuan di Beijing mulai Kamis 22 Agustus 2024


Jenis Obat dan Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi Bersamaan

21 hari lalu

ilustrasi obat (pixabay.com)
Jenis Obat dan Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi Bersamaan

Interaksi antara obat dan makanan bisa mengubah cara kerja obat tersebut secara drastis.


Menjelang Pilpres AS, Kamala Harris Ajukan Negosiasi Penurunan Harga Obat

25 hari lalu

Ilustrasi obat sirup. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana/Ilustrasi
Menjelang Pilpres AS, Kamala Harris Ajukan Negosiasi Penurunan Harga Obat

Negosiasi ini diharapkan bisa menurunkan harga obat-obat yang mahal yang digunakan 60 juta lebih warga Amerika Serikat.


Pakar Ungkap Kesulitan dalam Mengembangkan Vaksin Kanker Payudara

29 hari lalu

Ilustrasi kanker payudara (pixabay.com)
Pakar Ungkap Kesulitan dalam Mengembangkan Vaksin Kanker Payudara

Pakar menjelaskan segala sesuatu terkait pengembangan vaksin kanker payudara dan kendala yang paling umum dialami.