TEMPO.CO, Jakarta - Madu sebenarnya jenis makanan yang bisa bertahan lama dibanding selai dan jeli. Sayangnya, penyimpanan yang kurang tepat bisa membuat pemanis alami ini mengental dan berkristal.
Madu aman dikonsumsi meski sudah berusia beberapa tahun tanpa perlu disimpan di tempat khusus, dengan catatan bila teksturnya tak berubah. Jika sudah muncul kristal atau mulai mengental, mungkin menikmatinya jadi kurang sempurna, terutama jika dioleskan ke roti atau kue, meski tetap aman dikonsumsi.
Alhasil, orang pun justru membuangnya, bukan karena rusak atau berjamur. Untungnya, ada cara menyimpan madu yang sederhana yang diberikan master pengurus lebah bersertifikat, Nick Hoefly.
Aroma dan rasa berubah
Meski madu tak ada waktu kedaluwarsa, kebanyakan produsen memberi label dua tahun masa penyimpanan agar orang mengonsumsinya saat kondisinya masih yang terbaik. Namun dengan penyimpanan yang tepat, Anda tak perlu terburu-buru menghabiskannya, kata Hoefly.
"Madu yang disimpan dalam wadah tertutup bisa tetap stabil selama puluhan tahun. Akan tetapi, rasa dan aroma yang menurun seiring usia atau mengkristal," jelas Hoefly kepada Express.
Karena itu disarankan untuk menyimpan madu pada temperatur ruang, terutama di lemari yang tertutup dan tak terkena sinar matahari sehingga masa simpan pun jadi lebih lama. Menurut Hoefly, madu tak seperti olesan lain yang kualitasnya akan terjaga jika disimpan di kulkas. Suhu dingin justru akan membuat madu lebih cepat mengkristal, terutama produk yang mengandung lebih banyak glukosa dibanding fruktosa.
Hal yang berbeda terlihat pada madu kental yang populer di Eropa dan terbuat dari 100 persen madu murni dan sudah terdapat kristal sejak awal sehingga tak masalah disimpan di kulkas. Bahkan, akan membuat teksturnya lebih kental dan dianggap pas untuk teman makan roti.
Pilihan Editor: Bahan Makanan Ini Sebaiknya tak Masuk Kulkas karena Cita Rasa Bisa Berubah
