Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Mendiagnosis dan Mengatasi Akalasia, Penyakit Sulit Menelan

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi wanita memegangi atau sakit tenggorokan. shutterstock.com
Ilustrasi wanita memegangi atau sakit tenggorokan. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Akalasia adalah penyakit langka yang terjadi ketika proses pemindahan makanan ke perut tidak berfungsi seperti seharusnya. Kondisi ini dapat diketahui dengan memperhatikan gejala yang timbul atau melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan.

Kerongkongan harus meremas makanan dan membukanya untuk membiarkan masuk ke perut melalui katup di bagian bawahnya. Dalam akalasia, proses ini terganggu. Kerongkongan tidak mendorong makanan dengan benar, dan katup tidak terbuka sepenuhnya. Akibatnya, makanan bisa tersangkut di kerongkongan dan kembali ke mulut.

Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut tiga tes yang biasanya digunakan untuk mendiagnosis akalasia.

- Tes Barium

Penderita akan menelan cairan barium yang kemudian dilacak dengan sinar-X untuk memeriksa penyempitan pada kerongkongan di lingkaran otot yang berada pada bagian bawah kerongkongan.

- Endoskopi Atas

Endoskopi atas adalah tes di mana tabung kecil yang fleksibel dengan kamera ditempatkan ke dalam kerongkongan. Kamera ini memproyeksikan gambar kerongkongan ke layar untuk memeriksa akalasia dan mengidentifikasi tanda-tanda kanker jika ada.

- Manometri

Manometri adalah tes yang mengukur kontraksi otot esofagus dan relaksasi sfingter esofagus bagian bawah (LES). Jika LES tidak rileks saat menelan dan otot kerongkongan kurang berkontraksi, ini menunjukkan akalasia. Tes ini adalah cara utama untuk mendiagnosis akalasia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Akalasia tidak bisa disembuhkan atau sepenuhnya. Namun, mengutip Medical News Today, berikut beberapa cara untuk mengurangi gejala yang timbul.

1. Obat-obatan

Dokter dapat meresepkan obat seperti penghambat saluran kalsium dan nitrat untuk melebarkan kerongkongan yang menyempit pada tahap awal.
        

2. Pelebaran balon pneumatik

Ahli bedah menggunakan balon untuk memperlebar kerongkongan dengan merobek otot sfingter esofagus bawah. Ini bisa membantu sekitar 70 persen penderita akalasia, tetapi mungkin perlu dilakukan lebih dari sekali.
        

3. Miotomi

Ini adalah operasi untuk memotong otot yang membantu mencegah penyempitan. Tingkat keberhasilan sekitar 60 hingga 94 persen, tetapi dapat menyebabkan GERD pada beberapa pasien.
        

4. Miotomi endoskopi peroral (POEM)

Dokter akan membuat sayatan di kerongkongan dengan menggunakan endoskopi. Prosedur ini tampaknya efektif, tetapi efek jangka panjangnya belum jelas.
        

5. Botox

Suntikan botox bisa mengendurkan otot di ujung kerongkongan, memberikan kelegaan hingga 6 bulan untuk sekitar 50 persen penderita akalasia.

Pilihan Editor: 1 dari 100 Ribu Orang Alami Aklasia Menjadi Sulit Menelan Tiap Tahun, Apa Sebabnya?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tren Botox dan Filler Bisa Hambat Perjalanan di Bandara, Kok Bisa?

9 hari lalu

Ilustrasi turis atau wisatawan di bandara. (Pexel)
Tren Botox dan Filler Bisa Hambat Perjalanan di Bandara, Kok Bisa?

Botox dan filler membuat seseorang tertahan di bandara, bahkan ada yang harus membuat paspor baru.


Tren Botox Semakin Meningkat di Kalangan Anak Muda, Waspadai Risikonya

11 hari lalu

Ilustrasi botox. Freepix.com
Tren Botox Semakin Meningkat di Kalangan Anak Muda, Waspadai Risikonya

Botox saat ini sedang digemari oleh para gen z yang tidak percaya diri karena kerutan di wajah sehingga memilih botox sebagai jalan pintas.


Banyak Gen Z Keranjingan Botox, Dermatolog Sebut Kesalahan Besar

14 hari lalu

Ilustrasi suntik botox. shutterstock.com
Banyak Gen Z Keranjingan Botox, Dermatolog Sebut Kesalahan Besar

Dermatolog mengatakan secara umum Gen Z masih terlalu dini untuk terapi botox karena justru akan menyebabkan banyak masalah daripada solusi.


Gejala Kanker Mulut yang Terasa saat Makan

30 hari lalu

Ilustrasi perempuan dan makanan. Shutterstock
Gejala Kanker Mulut yang Terasa saat Makan

Sakit saat mengunyah atau menelan makanan bisa jadi gejala kanker mulut. Perhatikan juga gejala lain untuk memastikannya.


Kendala Revisi Bibir Sumbing, Ketakutan Biaya dan Konsultasi

11 Juli 2024

Ilustrasi bibir sumbing. Wikipedia/James Heilmen
Kendala Revisi Bibir Sumbing, Ketakutan Biaya dan Konsultasi

Masalah dana dan sesi konsultasi bersama orang tua sering menjadi tantangan bagi pasien melakukan revisi bibir sumbing.


Cara Menangani Pasien Celah Lelangit Anak dengan Gangguan Bicara

24 Juni 2024

Ilustrasi dokter memeriksa mulut anak. intermountainhealthcare.org
Cara Menangani Pasien Celah Lelangit Anak dengan Gangguan Bicara

Gangguan bicara yang dapat terjadi pada pasien dengan celah lelangit, khususnya pada bayi dan anak-anak, dan cara meminimalkannya.


Fakta Mulut yang Unik dan Anda Mungkin Belum Tahu

28 April 2024

Ilustrasi mulut pria. Shutterstock
Fakta Mulut yang Unik dan Anda Mungkin Belum Tahu

Mulut adalah bagian tubuh penting dan pintu saluran pencernaan. Berikut fakta menarik dan aneh terkait mulut sebagai organ yang kompleks.


Penyebab dan Cara Mencegah Dysphonia atau Suara Serak

22 April 2024

Banyak cara dilakukan orang untuk meringankan radang tenggorokan, seperti berkumur dengan larutan air garam, atau mengonsumsi permen pelega tenggorokan. Namun, langkah itu hanya melegakkan tenggorokan.
Penyebab dan Cara Mencegah Dysphonia atau Suara Serak

Untuk mengatasi dan mencegah suara serak, penting untuk memahami penyebab yang mendasarinya serta tindakan pencegahan yang efektif.


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

16 April 2024

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.


6 Masalah di Mulut yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Gejala Kanker

9 April 2024

Ilustrasi sakit gigi. Shutterstock.com
6 Masalah di Mulut yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Gejala Kanker

Masalah di mulut bisa jadi merupakan tanda kondisi yang lebih serius. Pakar menyebut kanker mulut salah satunya.