TEMPO.CO, Jakarta - Jantung merupakan salah satu organ paling vital dalam tubuh karena fungsinya yang mengalirkan darah dan oksigen. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan jantung, salah satunya dengan cermat dalam menelan informasi terkait organ tersebut.
Selama ini terdapat sejumlah mitos terkait kesehatan jantung, salah satunya menurunkan intensitas kegiatan fisik setelah didiagnosis memiliki masalah jantung. Hal ini tentu keliru karena gaya hidup yang minim aktivitas fisik slow killer.
Aktivitas fisik memperkuat jantung, meningkatkan aliran darah, dan menjaganya tetap sehat. Berikut deretan mitos terkait kesehatan jantung yang keliru lainnya yang penting untuk diketahui dikutip dari Times of India.
"Minum obat sudah cukup"
Minum obat untuk kolesterol tinggi tidak melindungi 100 persen. Statin mengatur jumlah kolesterol yang diproduksi di hati dan oleh karenanya mengurangi jumlah keseluruhan kolesterol dalam tubuh dan mengurangi risiko pengendapan di arteri. Namun, jika masih melanjutkan pola makan yang sarat lemak, statin tidak akan banyak membantu.
"Obat diabetes membantu menghindari gangguan kardiovaskular"
Komplikasi diabetes dan jantung saling mengikuti satu sama lain. Ada beberapa faktor risiko diabetes yang tumpang tindih dengan penyakit jantung, misalnya tekanan darah tinggi, obesitas, kurang gerak, dan merokok. Meskipun pengobatan diabetes akan menjaga gula darah terkendali dan mengurangi risiko penyakit jantung, obat ini tidak akan melindungi sepenuhnya dari kondisi jantung yang negatif.
"Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi hanya terjadi pada orang berusia lanjut"
Meski hal ini ada benarnya karena tekanan darah cenderung meningkat seiring bertambahnya usia, tetapi itu bukanlah alasan mengapa kolesterol dan tekanan darah meningkat usia tua. Memasuki usia tua, arteri menjadi mengeras dan kaku. Ini memaksa jantung untuk memompa darah lebih keras sehingga tekanan darah meningkat. Namun, risiko kolesterol tinggi sebagian besar bergantung pada gaya hidup, pola makan, dan kebugaran individu.
“Hanya konsumsi makanan yang direbus jika memiliki masalah jantung”
Setelah didiagnosis dengan komplikasi jantung, banyak yang menyarankan untuk beralih ke makanan yang direbus, tanpa minyak, bumbu, dan lebih sedikit garam. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi konsumsi minyak, Namun menghentikan konsumsi lemak secara ekstrim dapat memberikan efek buruk lainnya. Ini dapat memengaruhi nafsu makan dan juga menyebabkan perubahan suasana hati.
Setelah timbulnya masalah jantung, yang mesti dihentikan adalah mengonsumsi lemak jenuh, lemak terhidrogenasi sebagian, dan lemak trans sementara konsumsi lemak tidak jenuh seperti minyak sayur diharuskan. Makan ikan berlemak sekali atau dua kali seminggu juga disarankan.
"Orang dengan riwayat keluarga yang memiliki serangan jantung sudah pasti akan mengalaminya juga"
Kecenderungan genetik terhadap penyakit jantung membuat seseorang rentan terhadap kejadian kardiovaskular, tetapi hal itu bukan berarti tidak ada yang dapat dilakukan untuk menghindarinya. Konsultasi medis tepat waktu, melakukan aktivitas fisik, mengurangi merokok, mengurangi konsumsi alkohol, menurunkan konsumsi makanan olahan dan lemak trans, makan sayur dan buah musiman, dan mengonsumsi minyak sehat dapat meningkatkan kesehatan jantung dan menghindari serangan jantung.
Pilihan editor: Dianggap Lebih Efektif dari Angkat Barbel, Ini 5 Manfaat Terbesar Kettlebell Swing