Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Apa Itu Impulsif, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Reporter

Editor

Laili Ira

image-gnews
Impulsif adalah perilaku yang membuat seseorang bertindak dengan ceroboh, tanpa mempertimbangkan dengan matang. Berikut ini penjelasan lengkapnya. Foto: Canva
Impulsif adalah perilaku yang membuat seseorang bertindak dengan ceroboh, tanpa mempertimbangkan dengan matang. Berikut ini penjelasan lengkapnya. Foto: Canva
Iklan

TEMPO.CO, JakartaPerilaku impulsif adalah perilaku yang mendorong seseorang untuk bertindak tanpa pertimbangan yang matang atau tanpa memikirkan konsekuensi jangka panjang.

Dalam kehidupan sehari-hari, impulsivitas dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti pengambilan keputusan mendadak, membeli barang tanpa memikirkan manfaatnya, reaksi emosional yang kuat, hingga tindakan tanpa perencanaan yang baik.

Artikel ini akan menjelaskan lebih lanjut tentang apa itu perilaku impulsif, menyelidiki beberapa penyebabnya, serta memberikan panduan tentang cara mengatasi perilaku impulsif dengan lebih bijak. 

Penyebab Impulsif

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang menunjukkan perilaku impulsif, di antaranya:

1. Aspek Genetik dan Biologis

Beberapa individu mungkin memiliki kecenderungan genetik yang membuat mereka lebih rentan terhadap perilaku impulsif.

2. Gangguan Kesehatan Mental

Beberapa gangguan kesehatan mental, seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), gangguan bipolar, dan gangguan kepribadian antisosial, dapat berperan dalam mendorong perilaku impulsif.

3. Gangguan pada Otak

Ketidakseimbangan neurotransmiter (saraf pembawa pesan/isyarat dari otak ke bagian tubuh lain) dalam otak dan masalah dengan fungsi eksekutif otak juga dapat mempengaruhi kontrol impuls.

4. Lingkungan dan Pengalaman Masa Lalu

Lingkungan sosial dan pengalaman masa lalu, seperti pengalaman traumatis atau lingkungan yang merangsang, juga dapat memainkan peran dalam perkembangan perilaku impulsif.

5. Keterbatasan Pengendalian Diri

Beberapa individu mungkin memiliki kesulitan dalam mengendalikan emosi, dorongan instan, atau merencanakan tindakan dengan matang sebelum bertindak.

6. Stres dan Tekanan

Tingkat stres yang tinggi dan tekanan hidup yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengendalikan impuls.

7. Konsumsi Zat Adiktif

Penggunaan zat-zat seperti alkohol, obat-obatan terlarang, atau obat-obatan resep yang disalahgunakan dapat mengubah persepsi dan mengurangi pengendalian diri, memicu perilaku impulsif.

8. Keterbatasan Kognitif

Individu dengan keterbatasan kognitif atau gangguan perkembangan mungkin menghadapi kesulitan dalam mengendalikan impuls karena keterbatasan dalam pemahaman, perencanaan, dan pemrosesan informasi.

Semua faktor ini dapat berinteraksi dan berkontribusi pada perilaku impulsif seseorang, dan pengaruhnya dapat bervariasi dari individu ke individu.

Pemahaman lebih lanjut tentang faktor-faktor ini dapat membantu dalam pengembangan strategi untuk mengatasi atau mengelola perilaku impulsif.

Ciri-Ciri Perilaku Impulsif

Ciri-ciri orang yang memiliki perilaku impulsif adalah sebagai berikut:

1. Tindakan Mendadak

Mereka cenderung melakukan tindakan secara tiba-tiba dan tanpa pertimbangan yang matang. Keputusan atau tindakan sering kali diambil dengan cepat tanpa mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin terjadi.

2. Kesulitan Menunda Kepuasan

Orang-orang ini sulit menunda kepuasan. Mereka ingin memperoleh kepuasan segera tanpa memikirkan dampak jangka panjang. 

Contohnya, mereka dapat menghabiskan uang atau mengonsumsi makanan tanpa pertimbangan yang baik.

3. Keterbatasan dalam Merencanakan

Mereka mungkin kurang terampil dalam merencanakan tindakan mereka sendiri. Pertimbangan mendalam seringkali absen sehingga keputusan yang diambil bisa menjadi ceroboh atau kurang bijaksana.

4. Emosi yang Kuat

Orang impulsif cenderung dipengaruhi oleh emosi yang kuat. Mereka seringkali merespons situasi secara emosional dan mengambil keputusan berdasarkan emosi saat itu. Kemampuan mereka untuk mengendalikan emosi seringkali terbatas.

5. Pencarian Sensasi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka mencari sensasi atau stimulasi yang intens. Mereka cenderung cepat bosan dengan rutinitas dan selalu mencari pengalaman baru untuk memuaskan diri secara instan.

6. Kurang Memperhitungkan Dampak

Orang impulsif sering kali kurang mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan mereka. Dampak jangka panjang atau pengaruh pada orang lain sering kali tidak dipertimbangkan dengan baik.

7. Terburu-buru

Mereka sering merasa terburu-buru dalam mengambil keputusan atau bertindak tanpa memberikan waktu yang cukup untuk pemikiran yang matang. Hal ini dapat mengakibatkan kesalahan atau dampak yang tidak diinginkan.

Cara Mengatasi Impulsif

Cara mengatasi perilaku impulsif dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

1. Kesadaran Diri

Langkah awal adalah mengembangkan kesadaran diri terhadap pola perilaku impulsif yang dimiliki. Identifikasi pemicu-pemicu yang sering memicu perilaku tersebut, sehingga kamu dapat lebih siap menghadapinya di masa depan.

2. Berpikir Rasional

Latih diri untuk berpikir secara rasional sebelum mengambil keputusan atau bertindak. Pertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari tindakan yang akan diambil, pertimbangkan alternatif, dan cari solusi yang lebih bijaksana.

3. Teknik Relaksasi

Ketika merasa dorongan untuk bertindak impulsif muncul, praktikkan teknik-teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, atau melakukan aktivitas fisik yang ringan. Ini dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi intensitas emosi.

4. Rencana dan Rutinitas

Buat rencana harian atau mingguan yang terstruktur, dan usahakan untuk tetap berpegang pada rencana tersebut. 

Ini dapat membantu mengendalikan impulsivitas dan memberikan struktur yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.

5. Cari Dukungan

Berbicaralah dengan orang-orang terdekat atau mencari dukungan dari kelompok atau profesional. 

Mereka dapat memberikan saran, dukungan, dan bantuan dalam mengembangkan strategi untuk mengatasi impulsivitas.

6. Pertimbangkan Dampak Jangka Panjang

Saat akan mengambil keputusan, pikirkan konsekuensi jangka panjang dari tindakan tersebut. Buat daftar manfaat dan kerugian dari setiap pilihan, serta pertimbangkan dampaknya terhadap tujuan jangka panjang yang ingin dicapai.

7. Latihan Kesabaran

Kesabaran adalah keterampilan penting dalam mengatasi impulsivitas. Latih diri sendiri untuk menunda kepuasan dan belajar untuk menahan diri. Mulailah dengan situasi kecil dan tingkatkan tantangannya secara bertahap.

Penting untuk diingat bahwa mengatasi perilaku impulsif memerlukan waktu dan latihan yang konsisten. 

Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami kesulitan yang serius, sebaiknya mencari bantuan dari seorang profesional seperti seorang psikolog.

Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang sifat impulsif, Anda dapat mengembangkan strategi untuk mengendalikannya dan mencapai keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari.

RISMA KHOLIQ

Pilihan Editor: Gangguan Attention Deficit Hyperactivity, Ketika Orang Menjadi Hiperaktif dan Impulsif

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

7 jam lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.


Metode yang Disarankan Pakar untuk Atasi Anak Tantrum

5 hari lalu

Ilustrasi anak tantrum/sedih. Shutterstock.com
Metode yang Disarankan Pakar untuk Atasi Anak Tantrum

Dokter anak menjelaskan metode RRID bisa digunakan untuk mengatasi anak tantrum. Seperti apa penerapannya?


Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

7 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah


Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

7 hari lalu

Ilustrasi anak pemalu. thrivingnow.com
Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial


Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

7 hari lalu

Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.


Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

12 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

12 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

14 hari lalu

Ilustrasi wanita lelah bekerja. Freepik.com
Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

Jika karyawan mengalami burnout, bukan hanya ia sendiri yang harus mencari solusi mengatasinya. Atasan juga perlu memperhatikan hal ini.


Kak Seto Minta Game Mengandung Kekerasan dan Konten Negatif Diberantas

17 hari lalu

Ilustrasi anak main game. Shutterstock.com
Kak Seto Minta Game Mengandung Kekerasan dan Konten Negatif Diberantas

Kak Seto mengatakan game atau permainan dengan kekerasan dan konten negatif mesti dibersihkan karena berdampak buruk pada anak.


Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

17 hari lalu

Ilustrasi lansia. Mirror.co.uk
Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

Banyak warga senior yang merasa kesepian setelah masa pensiun sehingga mempengaruhi kesehatan mental dan fisik. Apa yang perlu dilakukan?