TEMPO.CO, Jakarta - Putri Indro Warkop, Hada Kusumonegoro, membagi pengalamannya sekaligus tips menjadi perawat anggota keluarga yang sedang sakit atau caregiver. Hada berperan penting di keluarga saat mendiang ibunda, Nita, didiagnosis mengidap kanker paru pada 10 Agustus 2017.
“Menjadi caregiver bukan hal yang mudah. Namun, masa-masa sulit ini tentu tidak akan berjalan selamanya, memberikan yang terbaik adalah satu-satunya cara,” kata Hada.
Caregiver adalah tenaga profesional mendampingi orang yang tidak mampu merawat dirinya sendiri, baik sebagian atau keseluruhan, karena keterbatasan fisik maupun mental. Namun, kini maknanya telah bergeser dan sering disematkan pada anggota keluarga atau orang dekat yang sedang merawat anggota keluarga lain.
Seperti yang dikatakan Hada Kusumonegoro, tidak mudah menjadi caregiver. Merawat orang tercinta sering kali dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan sendiri serta keseimbangan hidup secara keseluruhan. Hal ini dapat menyebabkan stres, marah, cemas, hingga kelelahan fisik dan mental yang mendalam. Orang yang sedang merawat orang sakit sering kali merasa terputus dari dunia luar.
Hada Kusumonegoro. Foto: Instagram/@hada9
Begitu banyak waktu dan energi yang dihabiskan untuk merawat orang lain, bahkan sering tidak punya waktu untuk merawat diri mereka sendiri. Hal ini yang juga dirasakan oleh Hada. Untuk menjadi caregiver, orang perlu berbesar hati untuk mengesampingkan kebutuhannya terlebih dulu, menghindari menangis di depan orang yang sedang butuh dukungan.
“Boleh sedih, tapi tidak boleh terlalu lama. Boleh menangis tapi tidak perlu banyak yang tahu. Sedih itu manusiawi namun bila terlalu larut dalam kesedihanku, mami tidak akan mendapat yang terbaik dariku. Jadi, kalau kita memang ingin menjadi support system yang baik, kita harus berada pada kualitas terbaik diri,” papar Hada.
Siapkan fisik dan mental
Menyiapkan fisik dan mental yang kuat adalah hal utama yang harus dilakukan untuk menjadi caregiver. Meski demikian, bukan berarti caregiver tidak boleh memiliki waktu untuk diri sendiri. Hada mengatakan meski singkat, sempatkan diri untuk menumpahkan segala perasaan walau itu tidak dilihat oleh orang yang sedang sakit atau orang lain.
“Aku memberikan waktu untuk diriku menangis. Di hari mami didiagnosis kanker dan saat pemakaman aku menangis sekencang-kencangnya. Setelahnya aku masih menjadi orang yang harus menjaga orang lain, menjaga hatinya papa," kata Hada. “Nikmati rasa sakit, nikmati dukanya, lama-kelamaan akan terbiasa dan bisa menjalani hidup kembali.”
Jangan ragu meminta pertolongan dari teman atau kerabat lain bila merasa perlu bantuan meski hanya sekadar untuk berkeluh kesah. Hal ini penting untuk menyeimbangkan kesehatan mental dan fisik.
Pilihan Editor: Perawatan yang Dapat Diberikan pada Penderita Demensia