Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Diabetes Anak: Kenali Risiko Diabetes Melitus di Usia Belia

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Prevalensi diabetes anak di Indonesia meningkat tajam sedekade terakhir. Lonjakan jumlah pasien tak hanya pada diabetes yang dipicu faktor genetik, tapi juga penyakit gula akibat pola hidup tak sehat.
Prevalensi diabetes anak di Indonesia meningkat tajam sedekade terakhir. Lonjakan jumlah pasien tak hanya pada diabetes yang dipicu faktor genetik, tapi juga penyakit gula akibat pola hidup tak sehat.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Diabetes Melitus disingkat DM, populer dikenal diabetes merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Prevalensi penyakit ini terus meningkat setiap tahunnya, menciptakan tantangan besar bagi sistem kesehatan global termasuk naiknya kasus diabetes anak.

DM ditandai oleh sejumlah gejala utama, yaitu sering makan (polifagi), sering minum (polidipsi), dan sering buang air kecil (poliuri). Gejala-gejala ini muncul karena ketidakmampuan pankreas untuk memproduksi cukup insulin, hormon yang sangat penting untuk mengatur kadar glukosa dalam darah. Tanpa insulin yang memadai, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel tubuh untuk digunakan sebagai energi, sehingga tetap berada di dalam darah dan menyebabkan hiperglikemia.

Berbagai faktor risiko berperan dalam perkembangan DM. Faktor-faktor ini dapat dibagi menjadi dua kategori: faktor risiko yang dapat diubah dan yang tidak dapat diubah. Faktor risiko yang dapat diubah termasuk gaya hidup, seperti pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan.

Pola makan yang tinggi gula dan lemak, serta rendah serat, dapat meningkatkan risiko DM. Demikian pula, kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas, yang merupakan faktor risiko utama untuk diabetes tipe-2.

Faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga. Usia tua meningkatkan risiko DM karena fungsi pankreas dan sensitivitas insulin cenderung menurun seiring bertambahnya usia.

Jenis kelamin juga mempengaruhi risiko, di mana laki-laki dan perempuan mungkin memiliki risiko yang berbeda-beda berdasarkan distribusi lemak tubuh dan hormon. Riwayat keluarga yang memiliki DM juga merupakan indikator kuat, mengingat adanya komponen genetik dalam penyakit ini.

Diabetes Anak

Selama satu dekade terakhir, terdapat peningkatan signifikan dalam kasus DM pada anak-anak, terutama diabetes tipe-1. Faktor penyebab DM tipe-1 pada anak-anak meliputi faktor genetik, lingkungan, dan sistem kekebalan tubuh. Pada DM tipe-1, sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel beta pankreas yang memproduksi insulin, sehingga menyebabkan ketidakmampuan tubuh untuk mengatur kadar gula darah.

DM tipe-2 pada anak-anak lebih berkaitan dengan gaya hidup yang tidak sehat, seperti kelebihan berat badan dan obesitas. Kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang tidak seimbang, dan kebiasaan merokok juga menjadi penyebab utama. Anak-anak yang menderita DM tipe-2 mungkin menunjukkan gejala seperti sering makan, minum berlebihan, buang air kecil lebih sering, penurunan berat badan yang tiba-tiba, kelelahan, dan perubahan emosi. Selain itu, komplikasi seperti dehidrasi, syok, dan bau napas berketon dapat terjadi.

 Pencegahan Diabetes Melitus

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pencegahan DM, terutama yang disebabkan oleh obesitas, sangat penting dilakukan melalui perubahan gaya hidup sehat. Mengelola berat badan ideal, mengonsumsi lebih banyak buah dan sayur, menghindari minuman manis dan bersoda, serta berolahraga secara teratur merupakan langkah-langkah pencegahan yang efektif. Mengurangi waktu penggunaan gadget juga penting untuk meningkatkan aktivitas fisik anak-anak.

Pencegahan dan pengelolaan DM tidak hanya melibatkan perubahan gaya hidup, tetapi juga pendidikan dan dukungan dari berbagai profesional kesehatan. Orang tua dan pengasuh perlu mendapatkan edukasi mengenai pentingnya pengawasan kadar gula darah, pola makan yang sehat, dan pentingnya aktivitas fisik. Dukungan dari dokter, ahli gizi, dan pelatih fisik dapat membantu anak-anak yang menderita DM untuk tetap hidup sehat dan berkembang seperti anak-anak pada umumnya.

Kontrol metabolik yang baik adalah kunci untuk mengelola DM dengan efektif. Pengawasan ketat terhadap kadar gula darah sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang yang dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita DM. Pengobatan yang sesuai, baik melalui obat oral maupun insulin, harus dipantau dan disesuaikan secara berkala oleh dokter. Selain itu, perubahan gaya hidup, seperti diet seimbang dan aktivitas fisik teratur, juga berperan besar dalam menjaga kadar gula darah dalam batas normal.

Dukungan dari berbagai ahli kesehatan, termasuk dokter, ahli gizi, dan pelatih fisik, sangat penting dalam pengelolaan DM. Mereka dapat memberikan panduan yang tepat mengenai pola makan, aktivitas fisik, dan pengobatan yang diperlukan. Program edukasi dan dukungan yang komprehensif dapat membantu anak-anak dan orang tua mereka memahami dan mengelola kondisi ini dengan lebih baik.

DM yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti penyakit jantung, stroke, kerusakan ginjal, kerusakan saraf, dan gangguan penglihatan. Penyakit jantung dan stroke merupakan penyebab utama kematian pada penderita DM. Tingginya kadar glukosa dalam darah dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan pengerasan arteri (aterosklerosis), yang meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Kerusakan ginjal, atau nefropati diabetik, terjadi ketika pembuluh darah kecil di ginjal rusak oleh kadar glukosa yang tinggi. Ini dapat menyebabkan gagal ginjal, yang memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal. Kerusakan saraf, atau neuropati diabetik, dapat menyebabkan nyeri, kesemutan, atau mati rasa di tangan dan kaki. Gangguan penglihatan, atau retinopati diabetik, terjadi ketika pembuluh darah di retina mata rusak oleh kadar glukosa yang tinggi, yang dapat menyebabkan kebutaan.

KEMKES | EKA HOSPITAL | RSABHK
Pilihan editor: Kenali Diabetes Pada Anak: Gejala, Penyebab, Risikonya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tips Kendalikan Diri Konsumsi Makanan Ultra Proses

1 hari lalu

Ilustrasi ngemil keripik. Freepik.com
Tips Kendalikan Diri Konsumsi Makanan Ultra Proses

Para peneliti mencatat adanya korelasi langsung antara jumlah makanan ultra proses dalam diet dan risiko diabetes tipe 2


5 Camilan Terbaik Berserat Tinggi untuk Penderita Diabetes

1 hari lalu

Ilustrasi buah beri. Shutterstock
5 Camilan Terbaik Berserat Tinggi untuk Penderita Diabetes

Camilan yang tinggi serat merupakan pilihan baik karena serat dapat membantu mengontrol kadar gula darah, yang artinya baik bagi penderita diabetes


Apakah Prediabetes Bisa Disembuhkan?

23 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Apakah Prediabetes Bisa Disembuhkan?

Prediabetes adalah sinyal awal bahwa tubuh Anda mengalami peningkatan kadar insulin.


Ibu Jadi Panutan Anak Konsumsi Gula

30 hari lalu

Ilustrasi gula pasir. ANTARA/Fauzan
Ibu Jadi Panutan Anak Konsumsi Gula

Kebiasaan ibu dalam konsumsi gula dapat sangat memengaruhi pola makan anak.


Studi Terbaru: Paparan Polutan di Masa Bayi Terindikasi Turut Memicu Epidemi Gangguan Metabolik seperti Obesitas dan Diabetes Tipe 2

33 hari lalu

Ilustrasi penelitian biologi molekular. Sumber: dokumen Lembaga Eijkman
Studi Terbaru: Paparan Polutan di Masa Bayi Terindikasi Turut Memicu Epidemi Gangguan Metabolik seperti Obesitas dan Diabetes Tipe 2

Riset mengindikasikan paparan zat kimia TCDF turut berkontribusi pada epidemi gangguan metabolik, seperti obesitas dan diabetes tipe 2.


Apa Itu Prediabetes? Memahami Risiko dan Strategi untuk Mencegah Diabetes Tipe 2

38 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Apa Itu Prediabetes? Memahami Risiko dan Strategi untuk Mencegah Diabetes Tipe 2

Salah satu kondisi yang semakin banyak dibicarakan adalah prediabetes. Apa kaitannya dengan diabetes tipe 2?


Orang yang Berisiko Lebih Tinggi Mengalami Pradiabetes

39 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Orang yang Berisiko Lebih Tinggi Mengalami Pradiabetes

Pradiabetes dapat dialami siapa saja yang tidak dapat menjaga kehidupan sehat. Namun, pradiabetes lebih tinggi menyerang beberapa orang yang memiliki risiko tertentu.


5 Jenis Makanan Ultra Proses yang Harus Dihindari

40 hari lalu

Ilustrasi susu kocok (milkshake) dan burger. Shutterstock
5 Jenis Makanan Ultra Proses yang Harus Dihindari

Makanan ultra proses menurut penelitian terbukti memiliki berbagai dampak negatif untuk kesehatan.


Putra Chrissy Teigen dan John Legend Didiagnosis Diabetes Tipe 1

49 hari lalu

Chrissy Teigen dan John Legend bersama kedua anaknya, Luna dan Miles. Instagram.com/@chrissyteigen
Putra Chrissy Teigen dan John Legend Didiagnosis Diabetes Tipe 1

Chrissy Teigen membagikan kisah tentang putranya dengan John Legend, Miles, yang mengidap Diabetes Tipe 1 di usia enam tahun.


Studi Baru: Anak Berpotensi Besar Terkena Diabetes Tipe 1 dari Ayah Dibandingkan Ibu

50 hari lalu

Ilustrasi diabetes (pixabay.com)
Studi Baru: Anak Berpotensi Besar Terkena Diabetes Tipe 1 dari Ayah Dibandingkan Ibu

Seorang anak dua kali lebih mungkin terkena Diabetes Tipe 1 (T1D) jika ayah mereka mengidap kondisi tersebut, dibandingkan ibunya yang mengidap.