TEMPO.CO, Jakarta - Teknik pendakian ultralight semakin populer di kalangan pendaki dan pecinta alam. Melalui metode, petualangan di alam bebas dilakuan dengan membawa peralatan yang lebih ringan. Namun, banyak yang salah kaprah tentang konsep ini, mengira bahwa ultralight berarti mengurangi peralatan penting. Padahal, esensi dari ultralight adalah meringkas peralatan tanpa mengabaikan aspek keamanan dan keselamatan.
Dilansir dari inthewoodsdear.fi, gaya ultralight berfokus pada upaya mengurangi beban bawaan dengan memilih peralatan yang lebih ringan namun tidak mengurangi fungsi. Meski begitu, dilansir dari rei.com, gaya pendakian ultralight tetap harus melengkapi the big four, yaitu ransel, tenda, sleeping bag, dan matras. Tujuannya supaya perjalanan menjadi lebih nyaman, tidak terlalu menyiksa fisik namun masih efisien. Untuk itu, pengalaman menjadi kunci penting. Semakin sering berlatih, semakin mahir menata dan meminimalkan peralatan yang dibawa tanpa mengorbankan faktor keamanan.
Berikut beberapa peralatan wajib dalam ultralight untuk membantu perjalanan hiking Anda lebih efektif, seperti yang dikutip dari expert-advice:
1. Sleeping Bag
Sleeping bag merupakan peralatan penting saat kemping atau mendaki gunung. Pilihlah sleeping bag yang ringan tetapi tetap memiliki kemampuan isolasi yang baik. Meskipun Anda mendaki di pegunungan Indonesia, yang cuacanya tidak seekstrem di wilayah subtropis, pastikan sleeping bag yang digunakan sesuai dengan kondisi cuaca. Hindari sleeping bag yang terlalu berat atau terlalu tebal jika tidak diperlukan.
2. Ransel atau Daypack
Dalam gaya ultralight, mendaki gunung biasanya tidak menggunakan tas carrier besar. Sebagai gantinya, gunakan daypack atau ransel ultralight yang ringan dengan kapasitas yang disesuaikan dengan durasi perjalanan dan jumlah peralatan yang dibawa. Misalnya, untuk perjalanan dua hari, ransel 35 liter daripada carrier 60 liter. Pilihlah ransel yang berkualitas tinggi dan tahan lama.
3. Matras atau Sleeping Pad
Matras juga penting untuk kenyamanan tidur di alam bebas. Pilihlah matras yang ringan dan mudah di-packing, seperti matras berbahan alumunium foil yang dilapisi busa. Matras jenis ini lebih ringan dan lebih mudah dikemas dibandingkan matras hitam dari sponge, serta memberikan perlindungan yang cukup dari suhu dingin tanah.
4. Alat Masak
Peralatan masak bisa menjadi salah satu faktor yang membuat daypack terasa berat. Untuk itu, pilihlah peralatan masak ultralight yang ringan dan ringkas. Anda bisa menggunakan nesting bulat dan kompor kecil dengan bahan bakar gas atau spiritus yang mudah dibawa.
5. Tenda
Tenda adalah peralatan vital dalam setiap pendakian. Pilihlah tenda ultralight yang ringan tetapi tetap aman dan nyaman. Di Indonesia, tenda dengan dua layer lebih direkomendasikan karena mampu melindungi dari hujan dan angin pegunungan yang dingin. Hindari membawa tenda yang terlalu besar dan berat, karena ini akan mengurangi efisiensi.
6. Pakaian
Pakaian yang dibawa harus sesuai dengan kebutuhan pendakian. Jaket gunung yang baik adalah salah satu peralatan vital, terutama jaket berbahan polar atau goretex yang memiliki isolasi terhadap dingin dan angin yang baik. Selain itu, bawa juga raincoat atau mantel ponco yang multifungsi, yang bisa digunakan sebagai alas atau bivak darurat.
7. Barang Lainnya
Selain peralatan utama, ada beberapa barang lain yang penting dibawa, seperti headlamp, peralatan navigasi, P3K, dan alat makan. Semua peralatan ini harus dipilih dengan mempertimbangkan efisiensi dan beratnya.
Agar ultralight berjalan efisien, perencanaan matang sangat diperlukan. Tentukan dengan cermat peralatan apa saja yang benar-benar dibutuhkan dan bagaimana cara mengemasnya agar tidak berlebihan. Jika anggaran menjadi kendala, Anda bisa membuat beberapa peralatan mendaki gunung sendiri atau mencari alternatif yang lebih terjangkau di pasaran.
Pilihan Editor: Marak Pendaki Tektok, Apa Bedanya dengan Pendaki Biasa?