TEMPO.CO, Jakarta - Sulit membedakan jenis sleep apnea karena semua jenis sleep apnea menunjukkan gejala yang serupa. Seperti mendengkur keras, berhenti bernafas, mendengus atau terengah-engah serta mulut kering, mengalami sakit tenggorokan.
Gejala sleep apnea lainnya adalah kesulitan nyenyak tidur, kepala terasa sakit saat bangun tidur, kelelahan, mudah kantuk di siang hari, lekas marah, mudah lupa dan sering mengalami depresi juga suasana hati yang berubah-ubah. Lantas, bagaimana perawatan yang apat dilakukan penderita sleep apnea?
Dilansir dari healthline.com, beberapa perawatan yang dapat dilakukan penderita sleep apnea adalah menjaga jalan napas agar tetap terbuka selama tidur. Salah satu perangkat medis yang dapat membantu proses ini adalah continuous positive airway pressure (CPAP). Alat ini diyakini mampu membantu mengobati sleep apnea.
Biasanya penderita sleep apnea akan memakai masker CPAP yang dihubungkan dengan pipa ke perangkat yang sedang berjalan. Alat ini menggunakan tekanan udara untuk menahan jalan napas terbuka.
Selain masker CPAP, perangkat lain yang dapat dipakai untuk mengobati sleep apnea adalah alat yang memberikan tekanan saluran napas positif bilevel (BIPAP). Dalam beberapa kasus, dokter menyarankan dilakukan operasi untuk mengobati sleep apnea.
Baca Juga:
Selain menjalani perawatan dan pengobatan diatas, sleep apnea dapat dipulihkan dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti rutin berolahraga, menjalani diet menurunkan berat badan, berhenti merokok dan juga berhenti mengonsumsi minuman alkohol.
Yang tak kalah penting adalah menghindari obat tidur, menghindari obat penenang, kemudian menggunakan pelembab udara, menggunakan dekongestan hidung, dan mengubah posisi tidur.
RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION
Baca juga: Tidur Mendengkur Belum Tentu Sleep Apnea, Waspada Gejalanya