TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa orang sering terselip lidah saat mengucapkan sesuatu. Hal ini disinyalir sebagai sindrom spoonerisme.
Mengutip dari laman Britannica, spoonerisme merupakan pembalikan huruf awal atau suku kata dari dua kata atau lebih. Istilah spoonerisme berasal dari nama pendeta Anglikan sekaligus dekan dan pengawas New College, Oxford bernama William Archibald Spooner (1844-1930) yang sering melakukan spoonerisme.
Melansir dari laman Linguistic Society of America (LSA), beberapa contoh spoonerisme Spooner yang terkenal adalah:
- ‘Work is the curse of the drinking classes (kerja adalah kutukan kelas minuman)’ ketika ia bermaksud mengatakan ‘drink is the curse of the working classes (minum adalah kutukan kelas pekerja)’.
- ‘You have hissed my mystery lectures, you have tasted the whole worm (Anda telah mendesis kuliah misteri saya, Anda telah mencicipi seluruh cacing)’ ketika ia bermaksud mengucapkan ‘you have missed my history lectures, you have wasted the whole term (Anda telah melewatkan kuliah sejarah saya, Anda telah menyia-nyiakan istilah)’.
- ‘Queer old dean (dekan tua yang aneh) ketika ia bermaksud merujuk ‘dear old Queen Victoria (Ratu Victoria tua yang terkasih)’.
Selain Spooner, beberapa orang lainnya juga mengalami spoonerisme. Contoh lainnya adalah penyiar radio Harry von Zell yang menyebut presiden Amerika Serikat ke-31 sebagai ‘Hoobert Heever’, padahal namanya adalah ‘Herbert Hoover’.
Contoh spoonerisme lain yang mungkin terdengar lucu adalah Tom Cruise. Melansir dari laman Quora, warganet bernama Eliezer Briceno mengatakan nama Tom Cruise sering salah disebut sebagai Com Truise. Padahal, Com Truise merupakan nama panggung DJ New York Seth Haley.
Hal itu mungkin terdengar konyol dan membuat Anda tertawa. Tetapi, spoonerisme sebenarnya cukup berguna dan bisa menggambarkan fakta menarik tentang bagaimana otak bekerja dan memproses informasi.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca juga: Bila Terserimpet Lidah Saat Bicara, Apa Risikonya?