Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Oksitosin, Apa Fungsi Hormon Cinta Itu?

Reporter

Editor

Bram Setiawan

image-gnews
Ilustrasi pasangan jatuh cinta. shutterstock.com
Ilustrasi pasangan jatuh cinta. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Oksitosin dijuluki hormon cinta. Sebab, hormon ini berkaitan dengan perasaan kasih sayang dan emosi yang baik antarmanusia. Mengutip Medical News Today, oksitosin merupakan hormon dan neurotransmiter dalam persalinan dan menyusui. Ini juga terkait dengan empati, kepercayaan, dan membangun hubungan.

Kadar hormon cinta alias oksitosin meningkat selama berpelukan. Efek itu juga yang bermanfaat untuk mengatasi sejumlah kondisi, termasuk depresi, kecemasan, dan masalah usus. Oksitosin diproduksi di hipotalamus, bagian dari otak. Wanita biasanya memiliki lebih banyak oksitosin daripada pria.

Oksitosin berfungsi untuk reproduksi wanita, mulai dari aktivitas seksual, persalinan, menyusui. Selama persalinan, oksitosin menyebabkan kontraksi otot rahim. Saat serviks dan organ reproduksi melebar untuk persalinan, oksitosin dilepaskan. Pelebaran ini meningkat seiring kontraksi lebih lanjut. Oksitosin juga memiliki fungsi sosial.

Oksitosin hormon cinta?

Pada 2012, merujuk publikasi dalam National Library of Medicine, riset menemukan orang-orang tahap pertama keterikatan romantis memiliki tingkat oksitosin yang lebih tinggi. Itu jika dibandingkan dengan orang-orang lajang yang tidak terikat. Tingkat ini bertahan setidaknya selama enam bulan. Aktivitas seksual juga merangsang pelepasan oksitosin. Beberapa laporan riset juga menjelaskan hubungan antara oksitosin dan intensitas orgasme.

Mengutip Healthline, mengecup dan berpelukan memicu produksi oksitosin yang juga memperkuat ikatan antara orang dewasa. Efek ini telah menyebabkan oksitosin dikelompokkan dengan hormon bahagia lainnya. Adapun itu hormon yang berdampak positif terhadap suasana hati dan emosi. Tubuh sudah memproduksi oksitosin secara alami.

Oksitosin dan emosi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika oksitosin dilepaskan ke bagian otak tertentu memengaruhi perilaku emosional, kognitif dan sosial. Satu tinjauan penelitian tentang oksitosin menjelaskan, dampak hormon perilaku sosial dan respons emosional mempengaruhi relaksasi, kepercayaan, dan kestabilan psikologis.

Oksitosin otak juga mengurangi respons stres, termasuk kecemasan. Hormon telah digambarkan sebagaii komponen penting dari sistem neurokimia kompleks. Itu yang memungkinkan tubuh beradaptasi dengan situasi yang sangat emosional.

Baca: Ada 4 Hormon yang Bikin Anda Bahagia, Salah Satunya Hormon Cinta

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ketahui Bahasa Cinta yang Dibutuhkan Keluarga

2 hari lalu

Ilustrasi keluarga. Freepik.com
Ketahui Bahasa Cinta yang Dibutuhkan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa cinta atau kasih sayang yang digunakan untuk mengungkapkan perhatian pada orang lain.


Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

2 hari lalu

Ilustrasi ibu berbicara dengan anak. Foto: Freepik.com/Racool_studio
Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.


Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

4 hari lalu

Ilustrasi anak pemalu. thrivingnow.com
Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial


Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

19 hari lalu

Ilustrasi wanita berlatih yoga. shutterstock.com
Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?


3 Jenis Tes Kesehatan Mental

20 hari lalu

Ilustrasi pria konsultasi dengan Psikolog. shutterstock.com
3 Jenis Tes Kesehatan Mental

Jika kesehatan mental terganggu mempengaruhi kemampuan berpikir dan suasana hati yang berdampak terhadap perilaku


Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

21 hari lalu

Ilustrasi perempuan alami social burnout. Foto: Freepik.com/Jcomp
Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

Perempuan disebut lebih rentan terserang burnout. Psikoterapis membagi tips untuk meredakannya.


Penelitian Sebut Penyakit Autoimun Juga Memicu Depresi dan Kecemasan

25 hari lalu

Ilustrasi autoimun. Shutterstock
Penelitian Sebut Penyakit Autoimun Juga Memicu Depresi dan Kecemasan

Lebih dari 50 persen penderita penyakit autoimun juga mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Berikut penjelasan peneliti.


Mengapa Banyak Orang Senang Nonton Film Horor?

28 hari lalu

Ilustrasi menonton film horor. Freepik.com
Mengapa Banyak Orang Senang Nonton Film Horor?

Bioskop yang menayangkan film horor masih terus diminati. Kenapa orang senang nonton film horor? Adakah manfaat bagi kesehatan?


Gejala Stroke pada Perempuan dan Faktor Pemicu Serangan

31 hari lalu

Ilustrasi stroke.saga.co.uk
Gejala Stroke pada Perempuan dan Faktor Pemicu Serangan

Secara umum, gejala stroke bisa berupa wajah yang turun, satu lengan lemah, dan bicara cadel. Bagaimana dengan perempuan?


Stigmatisasi Penderita TBC Berdampak pada Kesehatan Mental

32 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Stigmatisasi Penderita TBC Berdampak pada Kesehatan Mental

Penderita TBC rentan mengalami gangguan kesehatan mental karena kerap dikucilkan dari lingkungan sehingga butuh sistem pendukung.