"

Hal yang Tingkatkan Risiko Terkena Pneumonia

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com
Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Mengaplikasikan gaya hidup sehat salah satu cara penting untuk menjaga imun tubuh. Sebaliknya, ketika sudah terbiasa mengaplikasikan gaya hidup tidak sehat, orang akan terkena berbagai risiko kesehatan. Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi di RSUI Dr. dr. Raden Rara Diah Handayani, Sp.P(K), mengatakan ada beberapa kegiatan yang membuat orang memiliki risiko terkena pneumonia. "Merokok salah satunya," kata Raden Rara Diah dalam keterangan pers RSUI.

Selain kegiatan merokok, kebiasaan mengonsumsi alkohol, dan bekerja di tempat-tempat yang mudah terpapar asap, gas, dan bahan kimia berbahaya juga menyebabkan orang memiliki risiko terkena pneumonia “Setiap orang memiliki risiko terkena pneumonia, dan risiko tersebut meningkat pada bayi di bawah dua tahun dan lansia di atas 65 tahun," kata dia melalui siaran pers RSUI beberapa waktu lalu.

Raden Rara Diah menyarankan orang-orang menggunakan masker ketika berada di luar ruangan. Ia pun sangat menganjurkan masyarakat untuk menghindari paparan rokok serta menjaga imunitas tubuh demi mencegah terkena penyakit pneumonia.

Selain gaya hidup, ada pula beberapa hal yang bisa tingkatkan risiko terkena pneumonia. Salah satunya karena memiliki riwayat penyakit sebelumnya seperti penyakit kronik seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). PPOK adalah peradangan pada paru-paru yang berlangsung dalam jangka panjang. Ketika orang alami penyakit asma, gagal jantung serta kondisi yang meningkatkan risiko aspirasi mukus dari mulut dan hidung, dan penyakit yang dapat melemahkan sistem imun tubuh juga tingkatkan risiko terkena pneumonia.

Baca: Tak Cuma Batuk, Ini Gejala Lain Pneumonia yang Perlu Diperhatikan

Pneumonia merupakan infeksi paru-paru yang dapat menyebabkan penyakit ringan hingga berat pada segala usia. Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai macam kuman seperti bakteri, virus, dan jamur.

Namun, penyebab utama penumonia yakni bakteri S. Penumonia dan 20 - 25 persen kasus penumonia disebabkan oleh bakteri tersebut. "Apabila terserang pneumonia, mengakibatkan kantung udara dalam paru-paru (alveoli) dipenuhi cairan atau nanah sehingga membuat penderitanya sulit bernapas," kata Diah.

Adapun tanda gejala yang timbul antara lain sesak nafas, batuk, dahak bisa berwarna kehijauan, demam, berkeringat dan menggigil, hilang nafsu makan, nyeri dada, serta nafas cepat dan pendek. Penyebaran pneumonia melalui cairan saat pasien batuk atau bersin dan dapat menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak hingga dewasa.

Anda sudah melakukan cara apa saja untuk mengurangi risiko terkena pneumonia?

Baca: Gawat, Orang Tua Sering Tak Sadar Anak Kena Pneumonia








Singapura Jadi Negara Pertama di Asia Tenggar Penerima Vaksin Pneumokokus Baru

4 hari lalu

Logo Pfizer. REUTERS/Carlo Allegri
Singapura Jadi Negara Pertama di Asia Tenggar Penerima Vaksin Pneumokokus Baru

Pneumonia adalah penyebab kematian ketiga dan penyebab rawat inap terbanyak keempat di Singapura.


Jenis-jenis Hipoksia, Begini 5 Cara Menangani Hipoksia

14 hari lalu

ilustrasi sesak napas. shutterstock.com
Jenis-jenis Hipoksia, Begini 5 Cara Menangani Hipoksia

Ternyata, hipoksia sebagai keluhan umum di rumah sakit memiliki beragam jenis yang dapat ditangani dengan beberapa cara. Begini penjelasannya.


40 Persen Warga Jakarta Obesitas, Ini Pesan IDAI

20 hari lalu

Ilustrasi obesitas. Shutterstock.com
40 Persen Warga Jakarta Obesitas, Ini Pesan IDAI

Ketua IDAI mengungkapkan 40 persen orang di Jakarta usia 15 tahun ke atas berperut buncit atau obesitas sentral. Apa penyebab dan solusinya?


Tren Gaya Hidup Sehat Meningkat, Tisane Semakin Diminati

27 hari lalu

Ilustrasi wanita minum teh. Freepik.com
Tren Gaya Hidup Sehat Meningkat, Tisane Semakin Diminati

Tren gaya hidup sehat kian diminati masyarakat, salah satunya dengan mengonsumsi minuman herbal tisane.


PPKM Sudah Dicabut, Tetap Jaga Kesehatan dengan Cara Berikut

28 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat (pixabay.com)
PPKM Sudah Dicabut, Tetap Jaga Kesehatan dengan Cara Berikut

Tetap jaga kesehatan meski PPKM telah dicabut. Caranya dengan menerapkan gaya hidup sehat berikut.


Cegah Diabetes pada Anak dengan Gerakan Hidup Sehat

44 hari lalu

Ilustrasi anak mencuci tangan/UNICEF
Cegah Diabetes pada Anak dengan Gerakan Hidup Sehat

Kemenko PMK menyebut Gerakan Masyarakat Hidup Sehat harus diterapkan dengan baik guna mencegah berbagai penyakit, termasuk diabetes.


Campak Mewabah, Dokter Anak: Komplikasi Paling Sering Pneumonia

21 Januari 2023

Dokter melakukan tindakan ke pasien bernama Surfana (1 tahun) saat penanganan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Agats, Kabupaten Asmat, Papua, 27 Januari 2018. Data terakhir jumlah pasien campak dan gizi buruk di RSUD tersebut mencapai 88 orang. ANTARA/M Agung Rajasa
Campak Mewabah, Dokter Anak: Komplikasi Paling Sering Pneumonia

Pandemi Covid-19 diduga berdampak kepada penurunan cakupan imunisasi campak. Panen wabahnya terjadi saat ini.


Antibodi Anak Turun, Campak Berisiko Tingkatkan Infeksi

20 Januari 2023

Imunisasi Campak
Antibodi Anak Turun, Campak Berisiko Tingkatkan Infeksi

Dokter mengatakan anak yang terkena virus campak sangat berisiko meningkatkan infeksi karena turunnya kekebalan tubuh atau antibodi.


Perlunya Edukasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di 2023

31 Desember 2022

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
Perlunya Edukasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di 2023

Mengingat pentingnya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, maka penguatan sosialisasi dan edukasi harus menjadi prioritas pada 2023.


Tahun Baru, Momen Tepat untuk Hidup Lebih Sehat

28 Desember 2022

Ilustrasi pria makan sehat atau sayur. shutterstock.com
Tahun Baru, Momen Tepat untuk Hidup Lebih Sehat

Tahun baru sering dijadikan momen untuk mengevaluasi perjalanan hidup, termasuk mencanangkan dimulainya pola hidup sehat.