TEMPO.CO, Jakarta - Ginekolog lulusan Universitas Sumatera Utara Medan, Binarwan Halim, menyarankan ibu hamil yang akan puasa Ramadan untuk menghindari makan atau minum terlalu manis saat berbuka untuk mencegah kenaikan berat badan.
“Jangan terlalu banyak manis, berminyak, itu tidak baik. Jaga peningkatan berat badan,” kata Binarwan dalam diskusi kesehatan mengenai infertilitas di Jakarta, Kamis, 7 Maret 2024.
Ia mengatakan kenaikan berat badan pada ibu hamil dikhawatirkan akan menjadi diabetes pada waktu akhir kehamilan atau keracunan kehamilan karena terjadi hipertensi. Kenaikan berat badan yang disarankan dokter kandungan adalah 10-12 kilogram bagi pemilik berat badan normal. Jika terlalu gemuk saat hamil, kenaikan berat badan yang direkomendasikan sekitar 6-9 kilogram saja sementara bagi yang kurus boleh naik berat badan sekitar 15 kilogram atau lebih.
Jangan dipaksakan
Asupan makanan perlu dikontrol karena bisa berbahaya bagi ibu dan juga janin. Binarwan mengatakan ibu hamil jika berpuasa diusahakan mengonsumsi cukup protein karena janin terbentuk dari daging yang butuh protein tinggi untuk pembentukan yang sempurna.
“Harus perhatikan makanan tinggi protein apakah ikan, susu, telur, tempe, tahu,” ujarnya.
Puasa juga disarankan bagi ibu hamil yang memang memiliki daya tahan tubuh baik dan kuat setelah berkonsultasi dengan dokter kandungan. Dehidrasi berat bisa memungkinkan terganggunya proses kehamilan sehingga jika dirasa tidak kuat berpuasa disarankan untuk membatalkannya. Mual muntah yang sering dialami saat hamil muda juga sering membuat ibu hamil memutuskan tidak berpuasa karena bisa jadi membahayakan janin dan menyebabkan ibu sakit karena daya tahan tubuh sedang turun.
“Kalau enggak sanggup jangan dipaksa nanti jadi sakit karena dehidrasi berat akan mengganggu kehamilan. Jadi, coba dulu sehari dua hari. Kalau sampai mengalami demam, flu karena turun daya tahan tubuhnya, stop dulu,” papar Binarwan.
Pilihan Editor: Syarat Anak Diabetes Aman Berpuasa Ramadan Menurut IDAI