Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sering Kesemutan? Waspada Lumpuh, Cek Penelitiannya

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
35-kosmo-kesemutan
35-kosmo-kesemutan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pernahkah Anda mengalami kebas atau kesemutan yang tiba-tiba datang ketika beraktivitas? Jika hal ini sering terjadi, ada baiknya Anda mulai mewaspadai hal tersebut. Sebab, jika dibiarkan, kondisi ini dapat membuat saraf mati rasa sehingga anggota tubuh Anda bisa tidak merasakan apa pun.

Baca juga:
Gangguan Saraf Ini Sering Dialami Usia Produktif, Tilik Solusinya
Pentingnya Vitamin B untuk Saraf dan Perbaiki Kesemutan

kesemutan dan kebas yang sering muncul bisa jadi pertanda Anda mengalami neuropati atau gangguan saraf. Mengerikannya lagi, masalah tersebut saat ini tidak hanya dialami usia tua, tapi juga sudah merambah ke generasi aktif berusia 26-30 tahun.

Awalnya, mungkin Anda hanya akan merasakan kesemutan atau kebas sewaktu-waktu. Namun kemudian, jika memburuk dan tidak dicegah serta ditangani dengan tepat, hal itu bisa merusak semua sel saraf Anda dan bisa berakibat kelumpuhan.

Lantas, apa saja pemicunya? Gaya hidup sehari-hari menjadi penyebab. Menariknya, ternyata pemakaian gadget berlebihan menjadi pemicu terbesar saat ini.

Berdasarkan penelitian NENOIN yang dilakukan MERCK, studi klinis mengenai kesehatan saraf tepi yang pertama kali diadakan di Indonesia menunjukkan gadget menyumbang 61,5 persen penyebab orang mengalami neuropati. Kemudian akibat mengendarai motor atau mobil (58,5 persen), duduk dengan posisi sama dalam waktu yang lama (53,7 persen), dan mengetik dengan komputer (52,8 persen).

Selain gaya hidup, kekurangan konsumsi vitamin B juga menjadi penyebab utama terjadinya neuropati. Berdasarkan riset tersebut, tercatat hanya 30,2 persen orang yang mengkonsumsi vitamin B.

Ilustrasi Vitamin B17. shutterstock.com

Hasil penelitian itu juga menyebutkan neuropati dapat dicegah dan diobati sebelum menjadi fatal. Untuk upaya pencegahan, jalani gaya hidup sehat, olahraga teratur, istirahat yang cukup, pola makan dengan gizi seimbang, serta konsumsi vitamin neurotropik 1 x sehari sejak dini secara teratur atau sesuai dengan petunjuk dokter.

Penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam Asian Journal of Medical Sciences 2018. Studi NENOIN dilakukan di delapan kota dengan melibatkan 411 pasien yang mengalami gejala neuropati ringan sampai sedang dari etiologi yang berbeda. Jadi sangat dapat dipercaya dan representatif terhadap masyarakat Indonesia.

Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat, yang juga konsultan neurologis dari Departemen Neurologi FKUI/RSCM, dr Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), mengatakan neuropati memberikan beragam ketidaknyamanan dalam beraktivitas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika biarkan begitu saja gejala neuropati, seperti kram, kebas, dan kesemutan, karena dapat menetap dan mengarah pada kelumpuhan. Selain itu, saraf dengan kerusakan lebih dari 50 persen sudah tidak dapat diperbaiki.

Salah satu contoh kerusakan saraf adalah carpal tunnel syndrome (CTS). CTS dengan kondisi parah dapat menyebabkan rasa nyeri dengan frekuensi serangan yang makin sering, bahkan menetap.

"Rasa nyeri tersebut dapat membuat fungsi tangan menjadi terbatas sehingga dapat menimbulkan kelumpuhan otot dan mengakibatkan kecacatan yang berpengaruh pada pekerjaan penderita. Dari fisik terlihat, tergantung dari jenis saraf yang terkena. Bila saraf tangan yang terkena dan tidak mendapatkan pengobatan yang baik, maka telapak dan jari-jari tangan menjadi melengkung,” ujar Manfaluthy dalam peluncuran wajah baru Neurobion di Jakarta.

Lebih lanjut, Manfaluthy menuturkan infeksi akibat neuropati banyak dialami orang-orang yang mengalami kebas atau mati rasa atau baal sehingga tidak terasa ketika terluka. Luka yang terjadi sangat mungkin terkena infeksi. Infeksi makin parah ketika dialami penderita diabetes.

"Pada penderita diabetes, angka prevalensi neuropati meningkat menjadi 50 persen atau 1 dari 2 penderita. Penurunan kualitas hidup terjadi ketika intensitas terjadinya gejala-gejala neuropati semakin sering," tuturnya.

Medical Manager Merck Consumer Health dr Yoska mengatakan salah satu cara mengatasi masalah neuropati adalah mengkonsumsi vitamin neurotropik, yang tidak hanya untuk mencegah, tapi juga mengurangi gejala kerusakan saraf tepi, seperti kesemutan dan kebas hingga 62,9 persen selama tiga bulan periode konsumsi.

"Vitamin neurotropik keluaran Neurobion ini terdiri dari vitamin B1, B6, dan B12 yang berfungsi memperbaiki gangguan metabolisme sel saraf dan memberikan asupan yang dibutuhkan supaya saraf dapat bekerja dengan baik," ucapnya.

Baca juga: Waspada,Terlalu Sering Mengetik Bisa Memicu Gangguan Saraf

Dia menjelaskan, penggunaan suplemen neuropati untuk pengobatan umumnya dilakukan dalam tiga bulan, kemudian bisa dilanjutkan dengan suplemen untuk pencegahan ke depan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


8 Cara Mengatasi Kesemutan pada Kaki Saat Mudik

17 hari lalu

35-kosmo-kesemutan
8 Cara Mengatasi Kesemutan pada Kaki Saat Mudik

Saat mudik, risiko mengalami kesemutan bisa terjadi. Perjalaan jauh dan duduk berjam-jam bisa menjadi pemicunya.


Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

22 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.


Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

32 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

Neuroferritinopathy penyakit genetik yang hanya dimiliki sekitar 100 orang di dunia. Bagaimana gejala dan pengobatannya?


Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

40 hari lalu

Headache, Migrain
Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

Selain multiple sclerosis dan stroke, migrain juga lebih banyak menyerang wanita. Pakar beri saran pencegahan dan cara mengatasi.


Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

41 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. shutterstock.com
Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

Deteksi dini penting untuk mencegah glaukoma tidak semakin parah. Dokter mata sebut penyebabnya.


Penyebab Kesemutan di Jari Tangan, Saraf Terjepit sampai Diabetes

48 hari lalu

Ilustrasi wanita memegang pergelangan tangan. Freepik.com
Penyebab Kesemutan di Jari Tangan, Saraf Terjepit sampai Diabetes

Banyak penyebab kesemutan di jari tangan. Dalam beberapa kasus, penyebabnya bisa jadi insiden tersendiri. Apa penyebab lain?


Sebabkan Nyeri pada Pergelangan Kaki, Kenali Penyebab dan Perawatan Sindrom Tarsal Tunnel

50 hari lalu

Ilustrasi wanita memijat pergelangan kaki bengkak. Freepik.com/Stefamerpik
Sebabkan Nyeri pada Pergelangan Kaki, Kenali Penyebab dan Perawatan Sindrom Tarsal Tunnel

Sindrom Tarsal Tunnel dapat menyebabkan nyeri, kesemutan, mati rasa, sensasi terbakar, atau kelemahan pada pergelangan kaki.


Mengenal Saraf Kranial dan Fungsinya

19 Februari 2024

Ilustrasi otak. Pixabay
Mengenal Saraf Kranial dan Fungsinya

Saraf kranial adalah saraf yang menghubungkan otak ke berbagai bagian kepala, leher, dan tubuh.


Lengan Prostesis Sudah Dapat Merasakan Panas dan Dingin

10 Februari 2024

Baraka Lusambo mencoba lengan prostetik barunya di RS Shriners di Philadelphia, Pennsylvania, AS, 30 Mei 2017. Bocah berusia tujuh tahun ini kehilangan lengannya setelah diserang oleh seseorang. REUTERS/Carlo Allegri
Lengan Prostesis Sudah Dapat Merasakan Panas dan Dingin

Lengan prostesis yang dimodifikasi, memungkinkan orang yang diamputasi mendeteksi perubahan suhu obyek dan merasakan sensasi saat menyentuh manusia.


Tak Cuma Salah Posisi Tidur, Cek Penyebab Kram Kaki di Malam Hari

4 Februari 2024

Ilustrasi kram kaki (Pixabay.com)
Tak Cuma Salah Posisi Tidur, Cek Penyebab Kram Kaki di Malam Hari

Kram kaki terjadi ketika otot kaki terasa kaku dengan cepat. Penyebabnya bukan sekedar salah posisi tidur, bisa jadi kondisi lebih serius.