TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat diminta berhati-hati dan waspada agar cacar monyet atau Mpox tidak menjadi wabah. Virus Mpox yang memiliki beberapa clade (varian) dengan beberapa gejala klinis berat dan ringan ini awalnya teridentifikasi di Afrika, selanjutnya menyebar ke seluruh dunia, termasuk Asia Tenggara hingga Indonesia.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), Hanny Nilasari, pun menjelaskan pentingnya pola hidup bersih untuk mencegah penularan penyakit zoonosis atau ditularkan dari hewan ke manusia, kemudian menyebar dari manusia ke manusia, ini.
"Pola hidup sehat dengan menjaga asupan gizi dan kebersihan tangan serta tidak berkontak dengan pasien yang mengalami infeksi dan tidak menggunakan barang bersama merupakan hal yang penting diperhatikan," kata Hanny.
"Perhatikan barang-barang di sekitar. Usahakan tidak menggunakan alat mandi bersama, handuk, atau sisir bersama di tempat umum karena masih potensial untuk menularkan infeksi," ujarnya.
Infeksi populasi khusus
Hanny juga mengatakan infeksi ini banyak dilaporkan di populasi khusus seperti kelompok yang melakukan kontak seksual sesama jenis sehingga potensi risiko terbesar dialami oleh kelompok ini. Menurutnya, sangat penting mengedukasi masyarakat untuk tidak melakukan kontak seksual berisiko dengan lebih dari satu pasangan.
Ketua Kelompok Staf Medis (KSM) Dermatologi dan Venereologi RSCM- FKU itu menambahkan vaksin Mpox hanya diberikan kepada populasi berisiko tinggi. Kelompok yang disasar itu adalah lelaki berhubungan seks dengan sesama jenis dengan kriteria tertentu dan orang dengan Human Immunodeficiency Virus( HIV).
Selain itu, vaksin Mpox juga menyasar individu yang pernah kontak dengan penderita Mpox dalam dua minggu terakhir serta petugas laboratorium pemeriksa spesimen cacar monyet dan petugas kesehatan yang menangani pasien.
“Ini sudah ada target khusus. Bukan untuk umum tetapi untuk populasi khusus yang memang membutuhkan,” kata Hanny.
Pilihan Editor: Pemerintah Pantau Mekanisme Penyebaran Cacar Monyet